Minggu, 12 Desember 2010

Sambil Menyelam, Cari Mutiara (Kisah Taaruf)

Akhir bulan maret lalu, Ali mendapat banyak ucapan “selamat ulang tahun”, “happy birthday” atau “met milad” dari kawan – kawannya di Facebook (FB). Hal itu dikarenakan profilnya disitus jejaring sosial tersebut menampilkan tanggal lahir sehingga otomatis ketika hari itu tiba, semua kawan – kawan mengetahuinya di Beranda/Home FB mereka.Biasanya, ucapan selamat selalu ditambahi “kata – kata bersayap” berupa do’a maupun harapan pada Ali ditahun mendatang.

Kata – kata bersayap tadi kebanyakan intinya sama yaitu mendo’akan Ali agar panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki dan … segera mendapat jodoh !

Harusnya hari ulang tahun jadi hari yang membahagiakan, namun bagi Ali tidak. Ba’da dzuhur ia masih menyendiri di masjid memegang tasbih sambil berdzikir menyebut asma Allah. Setelahnya ia berdo’a seraya bersyukur karena telah diberi umur panjang, badan yang sehat serta rezeki yang cukup. Ia juga memohon ampun pada Allah atas dosa maupun kesalahannya dimasa lalu.

Tiba – tiba ia teringat tulisan teman – temannya yang berharap ia segera mendapat jodoh. Ia pun lalu menambahi do’anya dengan ucapan,”Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Do’a yang diucapkan Ali tersebut merupakan ayat ke 74 dari surat Al – Furqon dalam Al Quran. Ia pernah mendengar dalam ceramah Aa Gym jika ingin segera mendapat jodoh, ucapkanlah ayat tersebut saat ba’da shalat wajib dan tahajud. Sudah berulang kali Ali berdo’a namun hingga usianya kini telah mendekati kepala tiga, belum ada tanda – tanda akan datangnya “bidadari” pendamping hidupnya.

Tiba – tiba dari sebelah Ali terdengar suara orang mengucapkan salam,“assalammu’alaikum”, katanya. Ali pun segera membalikkan badan dan menolehkan wajahnya ke sebelah kanan sambil menjawab,”wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh”.

Ternyata yang menghampiri Ali adalah sahabatnya yang bernama Rahmat Solihin, namun biasa dipanggil Mamat.

Ia membawa secarik kertas lalu menyerahkannya pada Ali sambil berkata,”Li, ada undangan pengajian bulanan dari Ustadz Soefyan di Pesantrennya di Kota Hujan. Kamu mau ikut, nggak ?”. Sejenak Ali membaca surat undangan pengajian bulanan tersebut lalu menjawab,”Ustadz Soefyan yang sering mengisi pengajian rutin dimasjid ini mengajak kita ke Pesantrennya ya.wah aku harus ikut nih, lagipula aku pengen banget merasakan suasana pengajian di Pesantren”, jawab Ali penuh semangat.

“kalau kamu mau ikut, nanti sore kita berangkat bersama Ustadz Yayat”, kata Rahmat.

”wah ... kalau Ustadz Yayat ikut, aku tambah semangat nih pengen segera pergi ke Kota Hujan. Mat, tolong antar aku kerumah Ustadz Yayat sekarang ya”, kata Ali dengan semangat membara.

“mau ngapain ke rumah Ustadz Yayat sekarang ?”, Tanya Rahmat yang penasaran melihat tingkah Ali .”aku mau membicarakan sesuatu yang penting bersama beliau … hehe”, kata Ali lagi.

Setelah mengendarai Jupiter MX biru selama sepuluh menit, mereka berdua tiba dirumah Ustadz Yayat. Tuan rumah segera mempersilahkan mereka masuk kedalam rumahnya yang sederhana lalu mereka berbicara enam mata diruang tamu.

Ali menceritakan keinginannya untuk ikut menghadiri pengajian bulanan yang diadakan Ustadz Soefyan di Pesantrennya di Kota Hujan sambil meminta bantuan Ustadz Yayat membantunya mencarikan jodoh disana.

“jadi tujuan utama kamu kesini pengen minta dicarikan jodoh disana, Li ?”,tanya Ustadz Yayat.

“iya Pak Ustadz. Hari ini tak terasa usia saya sudah mendekati kepala tiga dan ingin segera punya istri”, jawab Ali.

Ia pun mulai menceritakan masa lalunya yang suka memendam perasaan cinta jika menyukai lawan jenisnya. Hingga akhirnya wanita yang dicintainya itu pun menikah dengan laki – laki lain. Ali sedih dan sering menyalahkan dirinya yang kurang berani namun disatu sisi yang lain ia pun sadar mungkin sudah takdirnya harus begitu.

Ustadz Yayat pun berkata bahwa ia punya seorang teman yang merupakan pengurus di Pesantren yang diasuh Ustadz Soefyan. Temannya itu memiliki anak perempuan yang sudah siap menikah dan masih menunggu laki – laki yang hendak meminangnya. Nama temannya itu adalah Ustadz Arifin, ia memiliki 8 anak dan anak keenamnya lah yang akan coba dikenalkan pada Ali.

Ali pun merasa beruntung.

Keinginannya dicarikan jodoh bisa terlaksana berkat bantuan Ustadz Yayat.

“Li, walaupun kamu hendak mencari jodoh atau taaruf disana, tetap tujuan utama adalah mengikuti pengajian bulanan Ustadz Soefyan. jangan lupa itu ya”, pinta Ustadz Yayat.

“iya Pak. Ibaratnya sambil menyelam, minum air ... pengajiannya diikuti, sekalian cari jodoh.hehe”, jawab Ali sambil tersenyum lebar.

“Dasar, kamu ini. Kalau begini caranya sih bukan menyelam sambil minum air. Tapi lebih tepatnya sambil menyelam, cari mutiara ! hehehe … “, kata Ustadz Yayat sambil tertawa. Ali dan Rahmat pun ikut tertawa mendengar ucapan beliau tersebut.

Ba’da ashar mereka bertiga berangkat ke Kota Hujan dengan mengendarai motor. Karena Ali tidak memiliki motor, ia pun dibonceng Rahmat. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, akhirnya mereka sampai di Pesantren yang diasuh Ustadz Soefyan menjelang shalat magrib. Setelah mengikuti shalat berjamaah, mereka bertiga diajak keliling Pesantren oleh Ustadz Arifin. Secara pribadi Ali merasa kagum dengan suasana Pesantren tersebut. Dimana – mana terdengar lantunan ayat suci Al quran yang sedang dibaca para santri dan santriwati.

Ba’da isya mereka mengikuti pengajian bulanan yang diadakan Ustadz Soefyan. Subhanallah jemaahnya banyak sekali, rupanya selain santri dan santriwati yang belajar di Pesantren tersebut, ikut hadir pula masyarakat setempat serta para alumni lulusan Pesantren yang telah menyebar ke berbagai kota.

Selesai pengajian bulanan, mereka bertiga dipersilahkan Ustadz Arifin untuk beristirahat diruang khusus tamu Pesantren.

Sebelum pamit pulang, Ustadz Arifin berkata pada Ustadz Yayat,”Pak Ustadz, besok sekitar jam 10 pagi ada orang yang akan mengantar kalian ke rumah saya. Tolong datang ya, kita silaturahim sekalian menjalankan proses taaruf saudara Ali”, katanya.

“insya Allah”, jawab Ustadz Yayat.

Keesokan harinya, diruang khusus tamu Pesantren nampak Ali beserta Rahmat dan Ustadz Yayat sedang menikmati kopi panas ditemani roti kukus yang disediakan pengurus Pesantren untuk mereka.

Tak lama kemudian datanglah lelaki seumuran Ali datang menjemput mereka bertiga. Sepanjang perjalanan menuju rumah Ustadz Arifin, Ali tak henti – hentinya berdo’a agar proses taaruf yang akan dilaksanakan hari ini berjalan lancar.

“Yaa Allah, lancarkanlah hari ini ... jangan sampai gagal karena aku tidak mau menunggu waktu lebih lama lagi untuk bertemu dengan jodohku … amin”, bisik Ali dalam lubuk hatinya yang terdalam.

Setelah melewati areal persawahan yang hijau kekuningan serta jalan yang berkelak – kelok naik turun, akhirnya mereka sampai di depan rumah Ustadz Arifin yang asri nan rindang. Ketika melihat rumah Ustadz Arifin, Ali jadi teringat kondisi rumah kakek dan neneknya di Kota Intan yang keadaannya tak jauh berbeda dengan rumah tersebut. Rumah bercat hijau dikelilingi pagar bambu berlantaikan keramik putih dan memiliki halaman luas yang ditanami aneka pepohonan pasti membuat penghuni rumah betah mendiaminya.

Sesaat Ali menghirup sejuknya udara pagi itu, lalu tiba – tiba Ustadz Yayat menepuk pundaknya seraya berkata,”sudah siap bertemu calon bidadarinya ?”, Tanya sang Ustadz. “insya Allah siap Pak”, jawab Ali dengan mantap.

Dag … dig … dug …

Begitu memasuki gerbang rumah Pak Arifin, detak jantung didada Ali makin berdegup kencang. Ia merasakan kegugupan yang luar biasa.

“kamu kenapa, Li ? tanya Rahmat.

“nggak Mat. Tapi kok aneh ya tubuhku tiba – tiba gemeteran seperti ini”, jawab Ali.

“nyantai saja ... kamu kan nggak akan masuk kedalam kandang singa ... cuma masuk kerumah camer alias calon mertua ... hihihi ,” kata Rahmat sambil tertawa melihat kegugupan Ali.

“wajar kalau gugup, itu biasa. Niatkan saja kedatangan kita kesini untuk ibadah, silaturahim. pasti langkah kakimu akan jadi ringan”, seru Ustadz Yayat sambil memegang pundak Ali.

“iya Pak. Sudah aku putuskan untuk terus maju. Sekarang atau tidak sama sekali !”, jawab Ali dengan serius.

“nah gitu dong, baru itu Ali yang saya kenal”, balas Ustadz Yayat sambil tersenyum.

Dalam hati Ali berbisik,”semoga saja Allah nanti melancarkan lidahku saat berhadapan dengan Pak Ustadz Arifin … amin”.

“Assalammu’alaikum”, seru Ustadz Yayat sambil mengetuk pintu rumah.

“wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh”, balas seorang laki – laki kira – kira usianya 30 tahunan. Ia membukakan pintu dan mempersilahkan semuanya untuk duduk diruang tamu.

“mungkin yang tadi membukakan pintu adalah kakaknya calonmu, Li”, bisik Rahmat.

“iya”, jawab Ali pendek.

Tak lama kemudian datanglah seorang perempuan berjilbab warna biru menyuguhkan teh manis dan kue kering pada mereka bertiga.

Ali menatapnya dan hatinya berbisik lagi,”biasanya kalau taarufan, calonnya suka disuruh membawakan minuman pada tamu. Apa mungkin perempuan tadi, ya ? ah, kayaknya bukan. Kalau dilihat secara kasat mata, usia perempuan tadi mungkin sekitar 28 tahunan. Sedangkan kata Ustadz Yayat usia calonku antara 20 – 22 tahun”.

Saat yang mendebarkan pun dimulai.

Pak Ustadz Arifin datang menemui mereka dan duduk dikursi panjang bersama istrinya.

Dengan ramah beliau mempersilahkan kami memakan makanan ringan yang baru saja disuguhkan.

Ustadz Yayat pun lalu memperkenalkan dua orang yang dibawanya saat itu, yaitu Ali dan sahabatnya, Rahmat.

“nak Ali sudah berapa kali ke Kota Hujan ? kata Ustadz Arifin membuka percakapan.

“sudah dua kali dengan sekarang, Pak”, jawab Ali.

Dulu, Ali pernah ke Kota Hujan mengantar pamannya yang menikah dengan santriwati dari Pesantren yang sama. Namun itu sudah lama sekali, waktu Ali masih duduk dibangku kelas 2 SMP.

Lalu percakapan pun berlanjut dengan saling memberi informasi tentang keadaan pribadi dan kedua keluarga.

Awalnya Ali merasa minder juga mengetahui keluarga Pak Arifin ternyata keluarga besar yang kental agamanya. Bahkan Pak Ustadz Arifin dan istrinya sudah menunaikan ibadah haji tahun lalu. Bandingkan dengan keadaan keluarga Ali yang biasa - biasa saja. Ayahnya hanya buruh bangunan sedangkan ibunya ibu rumah tangga. Jika Pak Ustadz Arifin seorang kyai, ayah Ali jauh dari itu.

Namun kemudian ia berpikir, mungkin ada hikmah dibalik semua ini.

“nak Ali kerja dimana ?”, tanya istri Pak Ustadz Arifin.

“saya kerja di restoran bu”

“Sudah lama ?”

“iya bu, kurang lebih 2,5 tahun”

“wah, berarti nak Ali pintar masak dong ?”

“nggak juga bu, soalnya saya bukan koki ... tapi ... ah, saya malu menyebutkannya”, jawab Ali sambil memerah wajahnya.

“lantas sebagai apa ?” tanya istri Pak Ustadz Arifin makin penasaran.

“kalau kata teman – teman sih bu, kerjaan saya ini mirip seorang DJ (disc Jockey) di diskotik ... tapi ... sebenarnya bukan itu, bu”

“astagfirullahaladzim ... jadi nak Ali tukang nyetel musik itu ya ?” tanya bu Arifin makin penasaran.

“bukan bu ... saya bilang tadi cuma mirip ... kalau di restoran itu, saya kerja sebagai tukang cuci piring. Kerjaannya kan mirip DJ, Cuma kalo DJ yang diputarnya piringan hitam musik, sedangkan saya memutar piring kotor yang belepotan bumbu dan sisa makanan ... hehe”, kata Ali sambil tertawa kecil dan menundukkan kepalanya.

“oh begitu ya ... kira ibu DJ yang suka nyetel musik di diskotik. nak Ali, ada – ada aja nih”, kata ibu sambil senyum melirik Ustadz Arifin.

Pak Ustadz pun berkata,”nak Ali nggak usah malu mengakui kerja seperti itu. kalau kerja keras terus, insya Allah nanti bakal naik jabatan jadi tukang masak di dapur. Bapak punya saudara yang kerja di Kota Kembang. Dulu ia kerja sebagai cleaning service di restoran, sekarang ia jadi koki karena rajin belajar masak pada koki disana kalau lagi ada waktu istirahat. Bapak tidak mempermasalahkan kerja nak Ali sebagai apa di Kota Kembang, asalkan bersumber dari yang halal dan dibelanjakan untuk tujuan halal, bapak ridha nak Ali jadi calon menantu bapak”.

Ali merasa lega mendengar ucapan Ustadz Arifin seperti itu. Di Kota Kembang banyak wanita yang memandang sebelah mata padanya karena ia kerja sebagai tukang cuci piring bergaji kecil.

“insya Allah Li, kalau kamu sudah menikah rezekimu pasti akan berlipat ganda. Bukan begitu Pak Ustadz “, tanya Ustadz Yayat pada Ustadz Arifin.

“Betul sekali. Dengan menikah, rezeki tidak hanya datang melalui kamu sendiri, tapi bisa juga datang dari istri, keluarganya bahkan banyak rezeki yang tak disangka – sangka akan menghampirimu. Hal itu sudah dijamin Allah dalam Al Quran surat An Nuur ayat 32 yang artinya,” Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

Ah, kegugupan Ali semakin hilang mendengar Pak Ustadz Arifin berkata seperti itu. Tak jarang seorang pemuda yang siap menikah gagal mewujudkan pernikahannya karena saat taaruf keluarga sang istri materialistis. Mereka ingin memiliki calon menantu yang kaya, kerja mapan dan berkendaraan bagus, minimal punya motor.

“nak Ali sendiri punya kriteria calon istrinya seperti apa ?”, tanya Ustadz Arifin.

Ali terdiam cukup lama, kemudian berkata,”saya tidak punya kriteria calon istri harus seperti apa, namun saya ingin mengikuti sabda Rasulullah Muhammad SAW yang menyarankan kita untuk memilih calon pasangan hidup dari agamanya yang baik”, jawab Ali setengah diplomatis.

“namun dalam hati, saya juga punya keinginan bahwa seorang istri saya nanti haruslah berjilbab panjang, taat pada suaminya dan siap hidup sederhana. Begitu saja Pak”, sambung Ali.

“oh begitu. Nak Ali nggak pingin punya istri yang cantik ?”, tanya Ustadz Arifin hendak menguji Ali.

“bagi saya cantik akhlak lebih penting daripada sekedar cantik fisik. Di Kota Kembang banyak perempuan yang cantik fisiknya, namun saya kesulitan mencari yang cantik agama dan akhlaknya”, jawab Ali dengan mantap.

“jadi Ali rela jauh – jauh datang kemari demi mencari wanita shalehah ya ? subhanallah. Semoga Allah meridhai niat sucimu,nak”. Kata Ustadz Arifin terharu.

Dikaca jendela, Ali melihat sekumpulan wanita berjilbab berwarna biru yang duduk dibangku panjang. Ada yang sedang memegang bayi, balita dan seorang sedang membaca buku. Ali jadi penasaran, kira – kira calon istrinya yang mana, ya ?

Rupanya tingkah Ali yang sedang menengok jendela terlihat Pak Ustadz Arifin, beliau lalu bertanya,”nak Ali sudah tak sabar ya ingin bertemu anak bapak yang nantinya insya Allah jadi calon istrimu ?”

“iya Pak, kalau boleh saya ingin bertemu dengannya walau sebentar”, jawab Ali sambil tersipu malu.

“hehehe ... ia tidak ada diantara perempuan yang duduk diluar itu, mereka itu kakak – kakaknya. Bapak kan punya 8 anak, 6 perempuan dan 2 laki – laki. Calonmu itu anak yang keenam”, katanya.

“lalu kalau calon saya ada dimana,Pak ?”, tanya Ali yang jadi penasaran.

“sebelumnya, memang nak Ali kenapa penasaran sekali ingin melihat calonnya ? takut anak bapak tidak cantik ya ? atau takut ia benjol atau gepeng gitu ya ? hahaha”, katanya sambil tertawa.

Ali tak bisa berkata apa – apa, ia hanya bisa menundukkan kepalanya.

Tiba – tiba istri Pak Ustadz Arifin beranjak dari kursi lalu masuk ke ruang tengah rumah, tak lama kemudian ia datang lagi bersama seorang perempuan muda berjilbab panjang warna putih dan bergamis pink alias merah jambu.

"ini anak bapak yang nantinya jadi calon istri nak Ali, coba lihat sekarang”, kata Pak Ustadz Arifin.

Ali yang tertunduk langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke sebelah kiri. Dilihatnya sesosok perempuan anggun dan berparas ayu. Saat matanya beradu pandang dengan mata perempuan tersebut, keduanya langsung menundukkan kepalanya.

Desir – desir halus menyusup kedalam relung hati Ali, rasanya damai sekali.

“Yaa Allah, begitu indah perempuan ciptaanMu itu”, bisik hatinya.

“bagaimana nak Ali, sudah puas melihat anak bapak ? taarufnya mau berlanjut atau tidak ?”, Tanya Ustadz Arifin membuyarkan ketenangan hatinya.

“iya Pak, lanjutkan saja”, jawab Ali pendek namun tegas.

“Alhamdulillah”, seru hadirin yang ada diruangan tersebut.

Ali pun diberi tahu bahwa calonnya itu bernama Siti Aminah, usianya baru 22 tahun dan November nanti usianya beranjak jadi 23 tahun. Kesehariannya mengajar di Pesantren yang diasuh Ustadz Soefyan.

“nak Ali sudah punya rencana mau menikah kapan ?”, tanya istri Pak Ustadz Arifin.

“saya sih sudah punya rencana ingin menikah tanggal 10 – 10 – 2010”, jawab Ali

“alhamdulillah waktunya sebentar lagi. kalau boleh tahu kenapa ingin tanggal itu ? apa nak Ali ada perhitungan khusus “, tanyanya lagi.

“tidak bu. Saya tidak percaya pada penanggalan orang tua dulu yang menyebutkan ada anggapan hari baik atau hari buruk. saya memilih tanggal itu karena merasa unik saja, angkanya serba 10”, jawab Ali lagi.

“oh begitu. Syukurlah, ibu tidak mau jika nak Ali memiliki kepercayaan pada hari baik atau hari buruk seperti orang tua dulu. namun jika alasannya karena unik tadi, ibu bisa memahaminya.”

Selesai acara ngobrol perkenalan, mereka pun lantas mengajak Ali dan yang lainnya makan siang bersama. Usai makan, mereka berkumpul lagi diruang tamu.

“Bapak dan ibu, boleh saya memberi sesuatu untuk calon saya ?”, tanya Ali pada Pak Ustadz Arifin bersama istrinya.

“mau memberi apa nak Ali ? tak usah merepotkan nak Ali yang sudah jauh – jauh datang kesini”, jawabnya.

“nggak merepotkan Pak. Ini saya mau memberikan sebuah cerpen atau cerita pendek karya saya yang berjudul “Ustadz kupu – kupu” pada calon istri saya dan sebuah VCD yang didalamnya ada foto – foto saya waktu kecil hingga sekarang termasuk foto saya bersama keluarga di Kota Kembang. Hal ini saya lakukan agar kelak ia bisa lebih mengenal saya lewat karya – karya saya, maklum lah Pak saya punya hobi menulis cerpen dan memotret”, kata Ali sambil mnyerahkan sebuah cerpen dan VCD pada Pak Ustadz Arifin.

“saya terima dengan baik sesuatu dari nak Ali ini, mudah – mudahan bermanfaat dan bisa membuat kalian semakin saling mengenal satu sama lain”, katanya.

“syukurlah kalau nak Ali punya hobi positif menulis, jadikan tulisannya sebagai ladang dakwah lewat media massa. Bapak mendukung dakwah lewat tulisan yang sekarang jadi kegemaran nak Ali”, sambung Pak Ustadz lagi.

“alhamdulillah.terima kasih banyak Pak”.

Adzan dzuhur telah berkumandang, mereka pun segera shalat berjamaah di masjid yang tak jauh dari rumah sang Ustadz. Usai shalat, Ali dan rahmat yang diwakili Ustadz Yayat berpamitan untuk pulang. Insya Allah mereka akan kembali lagi dilain hari untuk melanjutkan ke tahap khitbah lalu walimah.

Suasana sangat cerah saat itu, secerah hati Ali.

“Alhamdulillah Yaa Rabb ... Engkau telah melancarkan pertemuan hari ini”, do’a yang terlantun dari hati Ali yang tulus.

Diperjalanan pulang menuju Kota Kembang, Ustadz Yayat bertanya Pada Ali,”Bagaimana Li, ? puas dengan acara taarufannya ?”

“alhamdulillah, puas banget Pak. Benar – benar ibarat sambil menyelam, cari mutiara. Alhamdulillah keduanya lancar ... pengajian bulanan diikuti, cari jodoh berhasil ! hehehe”, jawab Ali sambil tertawa.

Rabu, 08 Desember 2010

H.A.M.I.L (Sesuatu Yang Membahagiakan)

Setelah beberapa minggu menikah, Ali merasakan ada sesuatu yang berubah dari istrinya. Ia jadi lebih mudah merasa lelah dan capek, sering buang air kecil serta tidak haid !

“Ya Allah, apakah ini pertanda istri hamba sedang hamil ?”, tanya hatinya pada Yang Maha Kuasa.

Setelah Googling dengan kata kunci “ciri hamil”, muncullah beberapa website dan blog yang berisi informasi ciri – ciri wanita hamil secara umum maupun secara medis. Ali membaca satu persatu tulisan tersebut lalu mengambil kesimpulan bahwa mungkin saat ini istrinya tengah mengandung buah hati mereka.

Ia pun lalu bertanya pada rekan kerjanya yang sudah menjadi seorang ibu perihal ciri – ciri wanita hamil dan mendapat jawaban yang tak jauh dari tulisan hasil Googling. Mereka pun menyarankan Ali untuk segera membeli Testpack, sejenis alat untuk mengetes kehamilan yang banyak dijual di Apotek.

Sepulang kerja, Ali pun segera bergegas ke Apotek yang letaknya tak jauh dari rumah kontrakannya. Saat hendak memasuki pintu Apotek, tiba – tiba ia merasa segan dan malu untuk memasukinya. Sejenak ia berpikir apakah pantas seorang laki – laki membeli Testpack ? biasanya kan wanita yang membeli alat seperti itu.

Namun hati kecilnya kemudian berbisik,”kenapa harus malu ? kamu membeli testpak untuk mengetahui hamil atau tidaknya istri sah kamu. Bukan membeli Testpack untuk mengetes hamil atau tidaknya pacar atau selingkuhan”.

Tiba – tiba muncul keberanian dalam jiwanya setelah mendengar bisikan hati kecilnya tersebut. Jika tadi ia merasa malu, kini ia malah bangga jika membeli Testpack lalu diberikan pada istri tercintanya nanti.

Ternyata walaupun Testpack metode pengetesannya sama melalui urine, namun harga dan jenisnya bisa berbeda – beda. Ali memutuskan untuk membeli Testpack yang termurah saja, disesuaikan dengan isi dompet. hehehe ...

“assalammu’alaikum”, kata Ali sambil mengetuk pintu rumah kontrakannya.
“wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh”, jawab istri Ali sambil membuka pintu lalu melepas tas dan sepatu Ali.

Ali tersenyum melihat istrinya yang baik itu lalu mengecup keningnya.
“Maafkan Abi yang pulangnya agak malam ya, tadi Abi pergi ke Apotek dulu”
Istri Ali tiba – tiba mengernyitkan keningnya merasa keheranan lalu bertanya,”memangnya Abi beli apa di Apotek ?”
“bukan obat, tapi “sesuatu yang bisa membahagiakan kita”, jawab Ali setengah bercanda sambil tersenyum lebar.
“iiiih Abi, udah mulai lagi deh bikin ummi penasaran ... jahat !”, katanya sambil mencubit tangan kanan Ali.

Ali malah tertawa melihat tingkah istrinya tersebut lalu memeluknya sambil berkata,”nanti Abi beritahu apa yang dibeli di Apotek tadi, sekarang kita makan malam bersama dulu ya”

Usai makan malam bersama, Ali pun menceritakan pada istrinya bahwa tadi ia membeli Testpack di Apotek. Ali pun memberitahukan manfaat Testpack tersebut untuk mengetes kehamilan pada perempuan. Ali menyalakan komputernya lalu memasukkan flashdisk dan segera memindahkan beberapa tulisan tentang kehamilan ke harddisk.

Tak lama kemudian Ali lalu membuka tulisan berjudul,”ciri – ciri wanita hamil” dan mengajak istrinya untuk membaca bersama.
“coba ummi renungkan sejenak setelah membaca ciri – ciri wanita hamil menurut tulisan tadi, adakah kesamaannya dengan yang ummi rasakan saat ini ?”, tanya Ali.
“iya, ada beberapa ciri yang persis ummi rasakan sekarang, tapi ada juga sebagian yang enggak”, jawab istrinya.

“tidak perlu semua cirinya terasa. jika sebagian saja ciri tersebut sudah ummi rasakan, itu berarti mengindikasikan ummi memang sedang hamil. Makanya untuk memastikannya Abi beli Testpack, tolong segera digunakan ya”, saran Ali.

Wajah istri Ali memerah, ia pun langsung pergi ke kamar mandi membawa Testpack dan wadah kecil untuk menampung urinenya.

“Dag ... dig ... dug”, detak jantung Ali semakin kencang. Ia merasa penasaran sekali dengan hasil Testpack tersebut. Ia membaca keterangan di kemasan Testpack yang menyatakan jika setelah dites urine keluar dua garis merah, itu berarti perempuan tersebut positif hamil. Namun jika yang muncul hanya satu garis berarti negatif alias tidak hamil. Serta jika tidak muncul garis, berarti gagal alias pengetesannya tidak berhasil.

Sayup – sayup terdengar suara istri Ali dari kamar mandi memanggil namanya,”Abi, ini ummi udah berhasil menggunakan Testpacknya.tolong dilihat hasilnya ya”.
Ali memandang kearah pintu kamar mandi, dilihatnya tangan sang istri sedang memegang Testpack.

Entah kenapa tiba – tiba kaki dan badan Ali bergetar hebat, ia merasakan kegugupan yang luar biasa. Keringat dingin mengalir halus disekujur tubuhnya. Ia pun memberanikan diri meraih Testpack tersebut dari tangan sang istri lalu melihatnya dengan sangat teliti.

Ali tersenyum lebar, matanya melotot setengah tak percaya dengan hasil dari Testpack itu.

“ummi, ayo segera keluar kamar mandi.ada kabar baik nih”, kata Ali.
“iya, tunggu ummi mau membersihkan diri dulu”, jawabnya.
Saat sang istri tercinta keluar dari kamar mandi, Ali langsung menciumnya lalu berteriak,”alhamdulillah ... allahu akbar”
Ia pun mendekap perut sang istri lalu berkata,”ummi, tadi Abi melihat dua garis merah pada Testpack. Itu artinya ummi sedang mengandung buah hati kita ... alhamdulillah”, mata Ali berkaca – kaca.

Begitu pula sang istri terharu hingga tak terasa di pipinya mengalir air mata kebahagiaan. Mereka berdua tak henti – hentinya bersyukur pada Sang Pencipta.
Dimalam bertabur bintang itu, Ali dan istrinya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa.

Kehamilan bisa berarti amanah bahwa Allah akan segera menitipkan seorang anak pada mereka berdua. Semoga Ali dan istrinya bisa menjaga amanah tersebut dengan baik.

# Googling : kegiatan menggunakan mesin pencari/search engine www.google.com untuk mencari informasi di dunia maya
# Abi : Nama panggilan kesayangan Ali dari istrinya
# Ummi : Nama panggilan kesayangan untuk istri Ali yang bernama asli Siti Aminah
Bandung, Selasa 7 Desember 2010 pukul 10.32 WIB
Bertepatan dengan Tahun Baru Islam tanggal 1 Muharram 1432 H

Rabu, 08 September 2010

Membuang "Sampah Masa Lalu"






Hari ini, kamis 9 September 2010/30 Ramadhan 1431 H

1 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1431 H dan 30 hari menjelang hari bahagiaku :)
Banyak orang yang bertanya sejauh mana persiapanku menyambut hari bahagia itu
Aku hanya bisa menjawab,”persiapannya baru sekitar 30%”
Tidak banyak hal istimewa yang aku lakukan, seolah semuanya mengalir begitu saja
Lewat tulisan ini, aku ingin bercerita sedikit tentang sebagian masa laluku

Beberapa hari yang lalu, saat sedang beres – beres di kamar
Tak sengaja menemukan bungkusan plastik putih agak tebal berisi kertas - kertas
Aku penasaran ingin mengetahui apa saja isi bungkusan tersebut
Tak menunggu waktu lama lagi, langsung saja kubongkar

Astagfirullah, ternyata isinya adalah amplop – amplop berisi surat, kartu – kartu ucapan dan beberapa lembar foto.
Tiba – tiba saja pikiranku terbang melayang ke masa laluku
Tahun 1998, saat aku duduk dibangku kelas 1 – 7 SMUN 15 Bandung, seorang teman SD yang telah berpisah mengirimiku sebuah surat.

Isinya menanyakan kabarku saat itu, ia merasa kangen dengan teman – teman seangkatan kami dulu.
Kata – katanya yang ditulis dalam bahasa sunda campur bahasa indonesia membuatku sering tertawa kalau membacanya berulang kali.
Lucu sekali tulisan dan gaya bahasa yang dipakainya.
Namun sampai sekarang masih ada 1 pertanyaan yang mengganjal dihatiku dan masih belum terjawab sampai sekarang
Dari mana ia tahu aku sekolah di SMUN 15 bandung ?

Teman – teman seangkatanku waktu di SD dulu pun tidak mengetahui jawabannya.
Keberadaan si pengirim surat itu pun misterius, ia tidak menuliskan alamatnya dibelakang maupun didalam suratnya.
Ada yang bilang ia masih tinggal di Bandung, namun ada juga yang mengatakan ia sudah pindah ke Soreang.
Aku tak menyangka surat yang aku terima 12 tahun yang lalu itu masih utuh tersimpan di bungkusan itu.

Kupalingkan wajah dan menatap kartu – kartu ucapan selamat idul fitri yang terdapat dalam bungkusan tadi.
Tiba – tiba rona wajahku jadi berubah, sepertinya ada “energi khusus” yang membuatku jadi ceria
Kulihat satu persatu kartu ucapan idul fitri tersebut
Ada yang dikirim dalam kurun waktu tahun 2001 - 2007
Pengirimnya berbeda – beda
Ada yang berasal dari sahabat waktu di SD, SMP dan SMU
Semuanya berjenis kelamin perempuan.

Memang, dulu setiap idul fitri tiba, rasanya ingin sekali berbagi cerita dengan sahabat – sahabatku yang telah jauh berpisah.
Karena waktu itu media semacam HP dan internet belum booming seperti sekarang, maka media yang pas untuk mengucapkan selamat idul fitri adalah melalui kartu ucapan yang gambar dan tulisannya unik serta lucu.
Seringkali yang dikirim bukan hanya kartunya saja, namun diselipkan pula secarik kertas berisi kabar – kabar terbaru tentang mereka.
Tak jarang berawal dari kartu ucapan tersebut, bisa terjalin komunikasi yang lebih intens lagi

Beberapa sahabat bahkan menjadikan media surat sebagai ajang curhat denganku.
Mulai dari masalah kehidupan mereka, pekerjaan, sampai masalah percintaannya.
Entah kenapa, mereka selalu merasa puas dan kagum dengan jawaban – jawabanku
Padahal aku menuliskan jawaban atas curhat mereka dengan biasa saja.
Memang ada beberapa surat yang isi curhatnya aku balas dengan jawaban yang berasal dari ayat al - quran dan hadits
Justru dari sanalah awalnya mereka jadi makin sering menjadikan aku sebagai “Penasehat” pribadinya.

Ada 3 pucuk surat berwarna merah hati, hijau muda dan putih yang membuat tanganku bergetar hebat ketika memegangnya.
Hatiku terasa pilu, mataku pun tiba – tiba menjadi berurai air mata
Surat dari siapakah itu ?
Aku tak sanggup menceritakan isi surat itu, apalagi nama pengirimnya
Biarlah hal itu menjadi kenangan pahit masa lalu yang tidak perlu diungkap lagi.
Perih hati ini bila mengingat kembali riwayat tentang surat – surat tersebut.

Pada bungkusan tersebut terdapat sebuah amplop cukup besar yang isinya foto - foto semasa aku di sekolah dulu.
Rasanya menyenangkan sekali menemukan kembali foto – foto tersebut.
Ada sebagian orang yang berpendapat, “Masa – masa di sekolah merupakan masa – masa yang paling indah”
Ya, aku setuju dengan pendapat tersebut.

Sekarang aku berpikir untuk membuang semua benda – benda tersebut
ya, semuanya telah menjadi kenangan indah dimasa lalu yang tidak akan terulang lagi
sejak kehadiran HP dan internet, aku tidak pernah lagi menerima surat atau pun kartu ucapan selamat idul fitri
berganti dengan sms, telpon, komentar di FB serta tag Foto kartu ucapan di FB.

Sebelum membuang benda – benda kenangan diatas, aku berkonsultasi dulu dengan beberapa sahabatku
ada yang bilang benda – benda tersebut dipisahkan saja, mana yang dari teman sekolah dan mana yang dari “someone special”
agar tidak menyulut api cemburu jika di kemudian hari benda – benda tersebut ditemukan istriku.

Namun ada juga yang malah balik bertanya padaku,”gimana seandainya kamu nanti menemukan benda – benda pemberian laki – laki lain pada istrimu semasa kalian belum menikah ?”

aku hanya bisa menjawab,” kalau barang biasa saja, aku akan suruh tetap disimpan. Namun jika barang itu bermakna lain, misalnya karena kisah cinta dimasa lalu … sebaiknya barang itu segera dibuang. Jangan sampai terjadi peluang CLBK (cinta lama bersemi kembali) saat melihat benda tersebut. Kadang benda kenangan bisa membangkitkan memori indah masa lalu”.

Ada beberapa kasus disaat teman sekolahku dulu mengadakan reuni. Mereka ngobrol tentang masa lalu dan saling mengingatkan tentang benda – benda yang pernah diberikan diantara mereka. Ada beberapa sebagian kecil dari mereka yang terjerat CLBK, bagi yang belum menikah mungkin ga masalah jika akhirnya hal itu berlanjut ke jenjang pernikahan. namun bagaimana jika terjadi CLBK jika keduanya telah punya pasangan yang sah masing – masing ?

Inilah yang terlarang.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuang beberapa surat koleksiku dari sahabat – sahabat yang dikirim pada masa lalu. Sedangkan kartu ucapan selmat idul fitri masih tersimpan di kamarku.

Hal ini aku lakukan untuk meminimalisir hal – hal buruk yang mungkin akan terjadi jika aku tetap menyimpan barang – barang tersebut saat sudah menikah nanti.
Aku terinspirasi dari hadits Rasulullah SAW dibawah ini :
“Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."(HR.Tirmidzi)

Saatnya membuang "sampah masa lalu" dan menjalani hidup di masa depan yang lebih indah :)

Senin, 16 Agustus 2010

Obat "Penyakit Cinta"



Wawan : Kakang, punten teu ameng ! kukulintingan wae ayna tos plng deui (1)

Ali : ok. Teu sawios2 jang.ninggal antum shat walafiat ge tos bungah.
Met shaum nya, hmpura bilih aya klepatan. (2)

Wawan : hehehe. swalerna ! kakang bagaimana cara meredam penyakit cinta ? (3)

Ali : mnikah dgn yg dcintai

Wawan : hehehe. Jwbn yg aneh ? slain itu ?

Ali : mnikah adlh obat org jtuh cinta, kta ibnu jauziyyah* dlm bukuny
taman org jtuh cinta. Klo blum mampu, dsyariatkn dlm hadits*
u/ brpuasa n mnundukkn pandangan.

Wawan : sadaqta ya akhi. Tp bgaimana jka keadaan lngkngan yg mayoritas cewe ?

Ali : kurangi intensitas komunikasi.
Syetan slalu mbwt indah pandangan n ucapan.Snyum n rayuan adlh snjatany

Wawan : sadaqta ! hehehe ! slmat menempuh hidup baru ya kang

Ali : htur nuhun. Slamat brjuang mlawan gjolak nafsu d usia dwasa (4)

Wawan : hehehe

Itulah untaian sms antara Ali dan Wawan yang terjadi pada saat menjelang buka puasa 15 agustus 2010 yang lalu. Wawan adalah seorang pemuda yang berusia 21 tahun, sedang mengalami “masa – masa rawan” sebagai seorang remaja. Dilingkungan tempat ia bekerja, dikelilingi mayoritas wanita. Hal itu sempat membuatnya kesulitan menjaga hati dan menjaga diri. Ia pun mengirim sms diatas pada sahabatnya Ali yang ada di Bandung. Ali seorang pemuda yang selalu menemaninya ikut berbagai kajian agama islam di Bandung memang selalu dipercaya menjadi teman curhatnya bila mendapatkan masalah.
Kisah diatas bukan tidak mungkin sedang dialami remaja – remaja muslim lainnya didunia ini. Di zaman yang serba “terbuka” ini, dimana pergaulan antara laki – laki dan wanita sudah berbaur sedemikian rupa membawa beberapa efek negatif jika kita tidak bisa mengendalikan diri.

Di dunia nyata maupun dunia maya seolah tidak ada lagi sekat yang membatasi pergaulan manusia berbeda jenis tersebut. Hukum – hukum agama tentang tata cara pergaulan antara laki – laki dan wanita memang jarang dikaji secara luas.
Akibat dari pergaulan yang demikian bebasnya, tak jarang akhirnya timbul perasaan sayang, cinta, saling menyukai antar lawan jenis. Jika tidak dikendalikan dengan baik, perasaan ini bisa berujung pada hal – hal yang negatif. Namun jika hal ini bisa dikelola dengan baik, niscaya akan jadi sesuatu yang baik untuk mereka berdua.
Seperti sms pertanyaan dari Wawan diatas, ia bertanya tentang obat penyakit cinta.

Kenapa ia menilainya sebagai “penyakit cinta” ? bukankah cinta adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Ya, jika cinta telah merasuk kedalam dada sepasang pemuda pemudi lalu mereka melanjutkan hubungannya ke taraf Taaruf, khitbah dan walimah maka akan menjadi hal yang positif. Itulah cinta yang merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Namun perasaan saling meyukai antar lawan jenis bisa juga berubah menjadi “penyakit cinta” jika akhirnya hubungan itu terus berlanjut ke taraf pacaran hingga terjerumus zina. Naudzubillahimindzalik.

Ya, menikah adalah obat dan solusi jitu untuk sepasang pemuda dan pemudi yang sedang dimabuk asmara. Bukankah hal paling indah itu adalah jika kita bisa menikah dan hidup berpasangan dengan orang yang kita cintai ? subhanallah. Solusi islam memberikan jawaban yang sempurna untuk kebahagiaan pasangan tersebut.

Namun bagaimana jika belum mampu menikah dengan berbagai alasan ?
Seperti Wawan juga yang bertanya hal ini pada Ali di sms diatas, jawabannya adalah dengan berpuasa dan menundukkan pandangan. Jawaban ini merujuk pada hadits berikut ini : Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra :

Dari Alqamah ia berkata: Aku sedang berjalan bersama Abdullah di Mina lalu ia bertemu dengan Usman yang segera bangkit dan mengajaknya bicara. Usman berkata kepada Abdullah: Wahai Abu Abdurrahman, inginkah kamu kami kawinkan dengan seorang perempuan yang masih belia? Mungkin ia dapat mengingatkan kembali masa lalumu yang indah. Abdullah menjawab: Kalau kamu telah mengatakan seperti itu, maka Rasulullah saw. pun bersabda: Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi nafsu. (Shahih Muslim No.2485)

Puasa yang dimaksud dalam hadits nabi diatas jangan diartikan sempit hanya menahan lapar dan haus saja. Dalam kondisi pergaulan yang serba bebas ini, menjaga hati akan sulit dilakukan jika kita terlalu bebas berkomunikasi dengan lawan jenis. Maka dari itu, “puasa lisan dan tulisan” mutlak dilakukan untuk meredam perasaan saling menyukai antar lawan jenis. Maksud dari “puasa lisan dan tulisan” terutama jika kita berkomunikasi dengan lawan jenis lewat dunia maya (situs pertemanan seperti FB,FS,Multiply,Blogger,Twitter,dll). Banyak orang – orang yang suka menulis komentar dan tulisan dengan kata – kata indah hingga merebut simpati dari lawan jenisnya. Berawal dari simpati itulah biasanya akan membuat seseorang tergoda untuk meningkatkan hubungan pertemanannya menjadi “bukan sekedar teman biasa”.

Insya Allah walaupun kita tinggal di lingkungan yang dikelilingi lawan jenis, jika bisa mengurangi komunikasi untuk hal – hal yang penting saja (dalam arti puasa lisan dan tulisan) maka kita bisa membentengi diri kita dari hal – hal negatif.

Dibulan ramadhan yang mulia ini , mari kita bermuhasabah sejenak. Luruskan niat saat berselancar di dunia maya. pakailah untuk hal – hal yang positif saja. Ingatlah bahwa sekecil apapun perbuatan kita, akan dimintai pertanggung jawabannya diakhirat. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Terjemah Bahasa Sunda :
(1)kakang = Abang/Kakak/Panggilan untuk orang yang lebih tua usianya
maaf tidak main dulu ! pergi kesana kemari terus, sekarang sudah pulang lagi
(2)ok. Tidak apa – apa adik. Melihat anda sehat walafiat juga sudah senang. Selamat berpuasa ya.maaf jika ada kesalahan
(3)sawalerna = sebaliknya
(4)hatur nuhun = terima kasih

*nama Lengkapnya Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah penulis buku Taman Orang - Orang Jatuh Cinta.

Untuk sahabat yang sedang dilanda jatuh cinta, silahkan klik link berikut :
http://griyabukuislam.wordpress.com/2009/07/29/taman-orang-orang-jatuh-cinta-hc/

Foto dari : http://bukuislamonline.wordpress.com/2008/12/19/taman-orang-orang-jatuh-cinta-hc/

Senin, 19 Juli 2010

“Sesuatu" Dibalik Kelezatan Coklat

Dalam ceramah Ustadz Rahmat Hidayat yang aku saksikan dalam sebuah VCD, beliau menyebutkan berbagai cara yg ditempuh kaum Yahudi dan Nasrani untuk menjauhkan umat islam dari agamanya bahkan membuatnya murtad. Beliau menyebutnya strategi 7 F : Food, Fashion, Film, Fund, Fun, Free Sex & Free Thinking. salah satu cara paling populer dikalangan mereka adalah dengan “meracuni” makanan yg dikonsumsi umat islam.

Makanan yg “diracuni” tersebut diantaranya adalah coklat. Dalam bungkus coklat dibagian komposisi pembuatnya tercantum sebuah nama zat berupa Soya Lecythin. Menurut keterangan Ustadz Rahmat Hidayat, dulu aslinya bernama Lecythin, sebuah zat yg berasal dari minyak/lemak babi. namun karena ada penelitian yg mengetahui hal itu dan meresahkan kaum muslim sedunia, akhirnya kaum Yahudi dan Nasrani menggantinya dengan nama Soya Lecythin, seolah-olah berasal dari kacang kedelai.

Mereka pun mempublikasikan perubahan Lecythin menjadi Soya Lecythin pada jaringan media yg mereka kuasai seperti CNN yg bisa menjangkau seluruh dunia. melalui internet pun mereka melakukan propaganda tersebut. Akhirnya berkat kecerdasan mereka, Soya Lecythin jadi dianggap halal oleh sebagian negara - negara muslim, padahal masih diragukan statusnya.

3 merk coklat produksi perusahaan multinasional (milik Yahudi dan Nasrani) yaitu DF, TBLRN dan SQ adalah yg paling dianjurkan Ustadz Rahmat Hidayat untuk dijauhi. karena menurutnya Lecythin yg digunakan mengandung unsur babi.

Lecythin tak hanya ada pada coklat, tapi juga pada es krim dan permen. menurut Ustadz Rahmat Hidayat permen merk FX adalah salah satu yg wajib dijauhi. untuk es krim, aku lupa lagi merknya, maklum, aku menonton VCD itu tahun 2006.

Dalil diharamkannya coklat
Jujur saja, baik Ustadz Rahmat Hidayat maupun aku, tak punya dalil untuk mengatakan bahwa coklat itu haram. tapi ingat, tak ada dalil yg secara langsung mengharamkan rokok, namun sebagian ulama ada yg mengharamkannya, kan ? hal ini terjadi setelah melihat efek2 buruk dampak dari mengkonsumsi rokok. dibawah ini ada pelajaran penting yg bisa kalian ambil hikmahnya agar hati -hati saat memakan coklat.

Lemahnya pengawasan BBPOM MUI
Di Indonesia ada lembaga bernama BBPOM MUI (Balai Besar Pemeriksa Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia). Tugas lembaga ini adalah memeriksa kehalalan makanan, minuman, obat - obatan dan kosmetika yg beredar di Indonesia. Sertifikat halal diberikan pada sebuah produk jika telah lolos/diuji kehalalannya di BBPOM MUI, lalu disahkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Agama.

Namun di Indonesia, kinerja BBPOM MUI terbilang mengkhawatirkan, beberapa kejadian ini contohnya :

Kasus Ajinomoto
Sekitar pertengahan tahun 90-an, Indonesia geger saat sebuah produk penyedap masakan merk Ajinomoto diketahui memakai enzim babi dalam proses pembuatannya. hal ini mengagetkan seluruh rakyat Indonesia yg mayoritas muslim. BBPOM MUI pun mengadakan penelitian ulang dan meminta maaf pada seluruh rakyat Indonesia karena telah kecolongan ulah produsen Ajinomoto. sudah bertahun - tahun Ajinomoto berbuat hal itu dan logo halalpun telah mereka miliki, namun adanya kejadian ini BBPOM MUI, Departemen Kesehatan dan Departemen Agama dibuat lemah tak berdaya. saat itu Ajinomoto sedang merajai pasaran dengan produk - produknya, seketika menjadi hancur. masyarakat memilih produk penyedap masakan lain yg dianggap aman. Akhirnya pihak Ajinomoto merubah susunan komposisi bahan - bahan dalam produknya tanpa babi lagi.

Untuk mengangkat citra perusahaan dan produk mereka yg hancur lebur dimata rakyat Indonesia, pihak Ajinomoto mengiklankan produknya memakai jasa seorang Dedy Mizwar yg dikenal sebagai muslim yg taat. akhirnya Ajinomoto berhasil melakukan “tipu daya” mereka hingga sekarang. Namun bisakah kita percaya bahwa Ajinomoto sekarang 100 % halal ? wallahu’alam

Kasus tahu Formalin
Tahu jadi makanan favorit di Indonesia, selain harganya murah juga bergizi tinggi. Namun anda juga mungkin mengetahui ketika ada penemuan yg menyebutkan adanya kandungan formalin dalam tahu, semua menjadi heboh. BBPOM MUI, Depkes, Depag jadi kerepotan. tahu itu halal karena terbuat dari kedelai, namun ketika diketahui ada campuran formalinnya, status kehalalannya jadi meragukan. formalin adalah zat yg sering digunakan untuk pengawet mayat. tentu saja dengan mengkonsumsinya akan berbahaya bagi kesehatan. kini, kehebohan tahu formalin telah mereda, tapi apakah kita bisa percaya 100% bahwa tahu yg beredar dipasaran saat ini bebas formalin ? wallahu’alam

Kasus bakso tikus dan borax
Bakso adalah makanan favorit masyarakat Indonesia juga, kehebohan terjadi saat ditemukannya borax dan daging tikus sebagai campurannya. ternyata ditengah mahalnya daging sapi, ada oknum yg membuat bakso dari daging tikus, sementara borax sebagai pengerasnya. padahal borax dilarang jadi bahan untuk dikonsumsi manusia. masyarakat Indonesia menjauhi bakso selama beberapa bulan. masihkah ada borax/daging tikus dalam bakso ? wallahu’alam.

Lagi - lagi BBPOM MUI, Depkes dan Depag tak bisa menjaga makanan yg ada di Indonesia benar - benar aman.

Kasus permen dan jamu berbahan kimia
Diberbagai berita seperti TV, Koran dan majalah saat ini banyak ditemukan berita mengenai anak - anak yg keracunan permen. setelah diteliti, ternyata mengandung zat adiktif yg membahayakan tubuh. Polisi pun sekarang sering merazia jamu - jamu yg beredar dipasaran karena trdapat zat kimia yg berbahaya sebagai campurannya. BBPOM MUI pun kerepotan meneliti ulang jamu dan permen yg beredar di Indonesia. apakah jamu dan permen di Indonesia benar - benar aman dan halal dikonsumsi ? wallahu’alam

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yg baik” (QA An Nahl : 125)

4 pelajaran diatas bisa kita ambil hikmahnya agar menjadikan kita lebih waspada saat memilih makanan yg hendak kita konsumsi.

Kesimpulan 4 tulisan diatas adalah :
1. tak selamanya produk berlogo halal itu halalan thoyyibah
Kasus Ajinomoto adalah buktinya, mungkin masih banyak produk - produk yg kehalalannya masih diragukan, tapi kita tidak mengetahuinya.
Logo halal sekarang mudah dipalsukan dan bukan rahasia umum lagi bahwa di BBPOM MUI, Depkes, Depag sering terjadi “permainan uang” agar suatu produk cepat beredar dipasaran, tanpa proses penelitian yg panjang. banyak perusahaan yg memilih “jalan pintas” berupa menyuap oknum - oknum dilembaga - lembaga tersebut agar produknya bisa segera mendapat logo halal dan segera beredar dipasaran.

2. tak selamanya produk yg halal itu baik untuk kesehatan
Kasus tahu berformalin, bakso memakai borax dan daging tikus serta jamu dan permen yg mengandung zat kimia berbahaya, merupakan bukti nyata bahwa barang yg kita anggap halal belum tentu baik bagi kesehatan akibat adanya campuran zat lain yg membahayakan keselamatan tubuh kita.

Rasulullah SAW bersabda : “tidak boleh melakukan/menggunakan sesuatu yg berbahaya atau membahayakan” (Hr Ahmad dalam musnadnya, Malik dan Atturmudzi)

Hadits diatas menyiratkan bahwa kita dilarang melakukan/menggunakan sesuatu yg membahayakan tubuh kita. jika dalam rokok ada nikotin, maka dalam coklat ada Lecythin. meskipun Lecythin telah berganti nama jadi Soya Lecythin, namun sebagian masyarakat masih belum percaya jika Soya Lecythin itu benar - benar aman dikonsumsi. makanya banyak orang yg menjauhi coklat, meskipun tak diharamkan.

Rokok itu tak haram, sebagaimana coklat. namun jika rokok banyak yg menyuruh agar dijauhi karena kemudharatannya, kita juga wajib waspada akan kandungan Lecythin yg ada dalam coklat.

Rokok tak membahayakan tubuh perokoknya secara langsung, namun zat nikotin dan tar serta ribuan zat berbahaya yg terkandung didalamnya jika terakumulasi (mengendap dalam waktu yg lama) dalam tubuh seseorang, maka bisa menyebabkan serangan jantung, kanker, kelainan janin, impotensi.

Begitu juga Lecythin yg terkandung dlm coklat, mungkin tak akan ada efek langsung bagi pengkonsumsinya, namun dikhawatirkan suatu hari bisa membahayakan jiwa pemakannya. Dibungkus rokok sering terlihat peringatan pemerintah : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, kelainan janin dan impotensi. Tapi entah kenapa, banyak orang yg masih merokok. padahal mereka tahu efek samping dari merokok tersebut.

Memang, dibungkus coklat tak ada peringatan bahwa coklat itu membahayakan tubuh, namun peringatan dari Ustadz Rahmat Hidayat perlu juga kita pertimbangkan saat hendak memakan coklat. kita tidak benar - benar tahu apakah Lecythin itu membahayakan tubuh atau tidak, namun karena status kehalalannya masih meragukan, kita setidaknya harus menjauhinya.

Bukankah Rasulullah selalu menekankan kita agar makan makanan yg jelas kehalalannya dan baik bagi kesehatan kita, lalu meninggalkan makanan yg menimbulkan keraguan dihati kita.

Rasulullah bersabda :
“Dunia adalah penjaranya orang mukmin dan surganya orang kafir” (HR Muslim)

Maka dari itu, marilah kita tinggalkan makanan yg tak jelas status kehalalannya seperti coklat, kita harus mau dilarang, tujuannya agar kita selamat didunia akhirat. Memang islam seolah memenjara kita dengan berbagai aturan, namun efeknya adalah agar kita dicintai Allah SWT dan tidak dimurkaiNya.

Aku menyampaikan hal ini pada kalian sebagai bentuk kasih sayang pada kalian, agar anda tak mengkonsumsi makanan yg belum jelas kehalalannya dan keamanannya bagi tubuh kita. memang belum ada penelitian yg menyebutkan coklat itu membahayakan tubuh kita, namun jika suatu hari nanti BBPOM MUI kecolongan lagi dan terbukti coklat membahayakan tubuh kita, apakah kita siap dengan keadaan itu ? apakah kita siap menanggung resikonya ?

Ketika tahu, bakso, permen, jamu masih menggunakan bahan - bahan yg aman dikonsumsi, maka jadi makanan favorit, namun ketika diketahui ada campuran yg membahayakan, semua orang tiba - tiba menjauhinya.

Apakah nasib coklat akan seperti itu dimasa depan ? wallahu’alam. kita wajib waspada akan hal ini.

Memang, aku tahu coklat adalah makanan favorit kalian, sudah pasti dengan menyampaikan hal ini akan membuat kalian marah dan benci padaku . namun tak mengapa, aku hanya menyampaikan ilmu yg aku ketahui

خَلَقَ الْإِنسَانَ
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
“Allah telah menciptakan manusia. dia mengajari mereka al bayan. kekuatan untuk menyampaikan” (QS Ar Rahman 3-4)

Aku hanya menyampaikan, tak ada niat untuk melarang kalian makan coklat. Kalian telah baligh, bisa memilih mana yg baik dan mana yg buruk. hidup adalah pilihan. seperti perokok, telah diperingati dalam bungkus rokok bahayanya merokok, toh faktanya tetap aja ada yg merokok. begitu juga coklat, kalian juga telah diingatkan Ustadz Rahmat Hidayat, tinggal memilih, mau terus makan coklat atau tidak ?

Keterangan dari Ustadz Rahmat Hidayatjika diibaratkan seperti obat bagi kalian. Ketika kalian terluka, aku memberi kalian obat, awalnya perih terasa, namun efeknya bisa menyembuhkan luka yg kalian derita. Begitu juga keterangan ini, awalnya kalian pasti akan benci dan marah padaku, namun ini aku lakukan agar kalian mempunyai kesehatan jasmani dan rohani yg baik.

Bukankah Allah lebih menyukai hambanya yg kuat daripada yg lemah ?
mungkin dengan meninggalkan coklat, kalian akan lebih sehat dan kuat daripada saat ini.

Sekian tulisan dariku, semoga bermanfaat dan kalian bisa mengambil hikmahnya. Mohon maaf jika ada kata - kata yg tak berkenan dihati kalian, tak ada niat sedikitpun untuk melukaimu, justru aku menyampaikan hal ini karena sangat menyayangi kalian.
Profil Ustadz Rahmat Hidayat bisa dibaca di :

# Tulisan lama yang diedit ulang dibeberapa bagian. Terima kasih pada teman – teman di FS dan FB yang telah menginspirasi terbitnya kembali tulisan ini.

Video ceramah Ustadz Rahmat Hidayat bisa dilihat di :
bagian 1 : http://www.youtube.com/watch?v=unD6kuVdi5I&feature=related

bagian 2 : http://www.youtube.com/watch?v=Rjy9wAurJZE&feature=related

bagian 3 : http://www.youtube.com/watch?v=1zKG2SfXuRc&feature=related


profil Ustadz Rahmat Hidayat :
http://dewandri19.blogspot.com/2010/07/profil-ustadz-rahmat-hidayat.html

Minggu, 04 Juli 2010

Pertanyaan Yang Sama

aku bosan
dan kesal ...

jika terus ditanya hal yang itu - itu juga berkali - kali

namun ketika aku punya jawaban yang berbeda
kalian terkaget - kaget dan langsung protas - protes

sebenarnya apa sih mau kalian ?

kini setelah aku beri pengertian
kalian semua terdiam dan menyetujui rencanaku

jalanku memang berbeda dengan jalan kalian
inilah pilihanku

tak perlu banyak mengumbar kata - kata yang menjatuhkan
aku tak akan terpengaruh dengan semua omelan kalian

aku sudah mantap menjalani semua ini

dan kalian ...

tetaplah jadi penonton setia

karena permainan ini belum usai

Minggu, 13 Juni 2010

(Bukan) Untuk Diri Sendiri





Siang itu terik matahari tidak terlalu menyengat, awan pun terlihat muram keabu – abuan. Di Masjid Al – Muhajirin hanya ada 2 orang ikhwan yang mendirikan shalat dzuhur berjamaah, mereka adalah Ali dan Ridwan. Ali bertindak sebagai Imam sementara Ridwan menjadi makmumnya. Setelah selesai shalat, Ali melihat ada suatu keganjilan pada temannya itu. Wajahnya pucat, hidungnya agak merah dan air mata tak henti – hentinya berderai membasahi pipi.

Ali penasaran melihat perubahan mimik wajah temannya itu, ia pun memberanikan diri bertanya,”akhi, gimana kabarnya ?”, Ridwan terdiam sambil menundukkan wajah dan tangisnya belum juga reda. “Alhamdulillah, baik”, jawab Ridwan pendek sekali.

“Li, saat ini aku sedang mendapat ujian yang cukup berat dari Allah”, ujar Ridwan

“Alhamdulillah, jika seorang hamba mendapat ujian, berarti itu pertanda Allah sangat menyayanginya”, hibur Ali.

Tak disangka kalimat yang baru saja diucapkan Ali bisa membuat sedikit perbedaan pada raut wajah Ridwan. Ia tersenyum kecil dan bisa mengangkat wajahnya hingga terlihat agak lebih cerah. “kamu bisa aja Li, ucapanmu memang benar tapi rasanya kok sulit banget untuk mengikhlaskan sesuatu hilang dari tangan kita”.

“memangnya apa ujian yang sedang menimpamu ? kamu kehilangan barang apa ?”, tanya Ali yang makin penasaran dengan isi hati temannya.

Setelah menghirup udara dan melepaskannya secara perlahan untuk menenangkan diri, Ridwan pun menjawab,” aku baru saja kehilangan uang gajiku selama 1 bulan kemarin sore”.

“ innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kok bisa sampai terjadi, gimana ceritanya ? “, tanya Ali yang makin penasaran.
“aku kecopetan waktu turun dari bus kota saat pulang kerja, copetnya kabur padahal udah aku coba kejar sekuat tenaga”, ujarnya.

“o gitu ya. Ente masih ingat ga kata – kata Aa Gym waktu kita dulu masih sering ngaji di DT (Pesantren Daarut Tauhid Bandung) tentang teori tukang parkir ? caranya biar gampang ikhlas adalah dengan memposisikan diri kita seperti seorang tukang parkir. Meskipun kita memiliki banyak mobil dan motor bagus, itu semua bukan milik kita. Tapi milik orang lain yang dititipkan sementara pada kita. Dan pemiliknya berhak mengambil titipan itu kapan pun juga tanpa kita harus merasa kehilangan”, kata Ali dengan berapi – api.

“iya, aku juga masih ingat teori itu, tapi kok saat ditimpa musibah ini rasanya kok berat sekali untuk dijalani. Aku paham, bahwa semua yang kita miliki di dunia ini bukanlah milik kita, melainkan titipan dari Allah. Dan Allah sebagai pemilik tentu berhak mengambil titipannya itu kapan pun juga. Tapi bagaimana dengan biaya sewa kost-an, biaya makanku sehari – hari serta ongkos pulang pergi untuk kerja ? harta yang tersisa cuma hp butut doang”, balas Ridwan.

“eits … jangan bilang begitu. Kamu kan pernah denger juga Aa Gym pernah berkata kalo terkena musibah maka harus dihadapi dengan proporsional. Jangan mempersulit diri dengan pikiran negatif. Mengeluh dan meratapi nasib ga akan menyelesaikan masalah, justru malah suka mengundang masalah – masalah baru. Lebih baik cari solusinya dengan cerdas”, kata Ali.

“iya, tapi solusinya gimana ? aku udah coba minjam uang pada ibu kost, tapi ga diberi karena katanya lagi ga punya duit lebih”, timpal Ridwan.

“nyantai aja kawan, aku siap membantumu kok. Nanti kamu bisa pakai dulu uangku untuk membayar semua keperluanmu. ok ?”, tanya Ali.

“Alhamdulillah, kamu emang baik banget Li. Tapi ngomong – ngomong kamu punya uang dari mana ?”, tanya Ridwan yang malah balik bertanya.
“tenang saja, aku ada sedikit tabungan untuk KKN … hehehe …”, kata Ali sambil tertawa.

“KKN ? korupsi, kolusi, nepotisme ?”, kini Ridwan yang jadi penasaran.
“bukan, KKN itu singkatan Kukumpul Kanggo Nikah (mengumpulkan uang untuk biaya nikah dalam bahasa sunda) … hahaha …”, kata Ali sambil tertawa lepas.

Ridwan pun ikut tertawa juga hingga wajahnya benar – benar cerah .

“syukurlah kalo kamu udah bisa tertawa lagi, kawan. Saat menghadapi ujian, kita harus tetap memiliki hati yang lapang dan tetap banyak bersyukur. Sering – seringlah melihat ke “bawah”. Masih banyak orang yang menerima ujian dari Allah lebih berat dari yang kamu alami”, Ali terus coba menguatkan hati Ridwan.

“iya, aku jadi teringat keadaan saudara kita di Gaza yang diblokade ekonomi oleh Israel laknatullah. Kehidupan mereka pasti sulit. Pekerjaan terbatas, makanan, uang, obat – obatan pun sedikit jumlahnya. Tapi mereka tetap tegar menghadapi semua ujian itu”, Ridwan jadi termenung. “apalagi kalo ingat cerita tentang penderitaan Nabi Ayub, musibah yang aku alami belum seberapa dibanding beliau”

“Wan, musibah yang kamu alami bisa merupakan ujian ataupun teguran dari Allah’, ujar Ali.

“teguran, maksudnya ?”, tanya Ridwan.

“mungkin selama ini ada yang salah dengan manajemen hartamu, makanya Allah beri teguran berupa kehilangan uang. Allah kan berkuasa mengambil titipannya kapan saja dan dengan cara apa pun tanpa kita duga”, kata Ali.

Ridwan terdiam sejenak lalu bertanya lagi pada Ali,”menurut kamu, apakah ada yang salah dengan harta yang kumiliki ? aku kan kerja halal jadi seorang cleaning service. Ga pernah korupsi seperti orang – orang di gedung “wakil rakyat” itu ?”, tanya Ridwan.

“iya, aku ngerti. Tapi coba kamu renungkan gimana dengan manajeman ZIS (Zakat, infaq dan sedekah) dari harta yang kamu dapatkan dari pekerjaanmu itu. Apakah sudah ditunaikan atau belum ?”, Ali balik bertanya.

Ridwan tertegun mendengar pertanyaan Ali tersebut. Dalam pikirannya tak terbayang akan mendapat pertanyaan seperti ini dari teman baiknya. Sambil menundukkan kepala, Ridwan pun bercerita bahwa selama ini semua harta yang ia miliki dari gajinya sebagai cleaning service selalu habis untuk biaya kehidupannya sehari – hari. Ia mengaku jarang bahkan tidak pernah mengeluarkan infaq dan sedekah dari hartanya tersebut. Ia pun mengakui sebagian gajinya lebih banyak terpakai untuk membiayai hobinya untuk aktif terus di dunia maya dengan cara sering mengunjungi warnet ataupun beli pulsa agar bisa online di hpnya. Jika dikalkulasikan, mungkin jumlah pengeluarannya untuk biaya internetan bisa mencapai 25% dari jumlah gajinya.

“astagfirullahaladzim. Ternyata kamu selama ini terlalu boros, Wan. Padahal gaji kamu akan lebih berkah jika sering dikeluarkan ZISnya dibanding dengan menghamburkannya untuk warnet dan pulsa online. Coba kamu buka alquran surat Al – Baqarah ayat 1 – 5”, suruh Ali pada Ridwan.

Ridwan pun beranjak dari tempat duduknya lalu begegas mengambil alquran + terjemah di lemari lalu membawanya kehadapan Ali. Tanpa dikomando lagi, ia langsung membuka ayat yang dipinta Ali tadi.

الم
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

1. Alif laam miin.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al – Baqarah 1 – 5).

“Coba kamu renungkan bunyi ayat kedua dan ketiga”, pinta Ali pada Ridwan.
Ridwan pun terdiam dan terus memandangi ayat alquran diatas serta terjemahannya.

“sudahkah kamu jadi orang yang bertakwa ?”, tanya Ali.
“belum”, jawab Ridwan dengan pelan.

“nah, itulah masalahnya. Mungkin kehilangan uang yang kamu alami adalah teguran dari Allah karena kamu jarang menafkahkan sebagian rezeki yang kamu miliki dijalan Allah. Padahal jelas sekali dalam ayat tadi disebutkan salah satu ciri orang bertakwa adalah mereka yang suka menafkahkan sebagian rezeki yang Allah anugerahkan kepada mereka”, seru Ali.

“kamu benar, Li. Selama ini aku belum benar – benar jadi orang yang bertakwa. Selama ini aku hanya menunaikan zakat fitrah tiap idul fitri tiba dan jarang bahkan tidak pernah mengeluarkan infaq dan sedekah. Betapa bodohnya aku ini”, jawab Ridwan dengan lemas.

“sabar kawan, selama Allah masih memberimu umur panjang, selama itu pula ada kesempatan bertaubat dan memperbaiki diri. Apa yang ada dipikiranmu sekarang ?”, tanya Ali lagi.

“aku akan berusaha mengurangi intensitas keaktifan di dunia maya yang membuat boros. Aku akan menggantinya dengan lebih banyak mengeluarkan infaq dan sedekah”, jawab Ridwan.

“bagus, itu niat yang sangat mulia. Niat baiknya aja udah pasti bakal mendapat nilai baik dari Allah, apalagi jika niatmu itu direalisasikan dengan benar. Tapi tolong luruskan niatmu menunaikan ZIS bukan karena perintah aku. Tapi karena Allah yang memerintahkannya melalui ayat – ayatNya seperti berikut ini :

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” ( Al - Baqarah : 195)

“Wan, belanjakanlah/keluarkanlah sebagian dari hartamu dijalan Allah dengan cara menunaikan ZIS setiap waktu. Jangan sampai hartamu nantinya malah membinasakanmu di dunia dan akhirat.

Perumpamaan menunaikan ZIS adalah saat kita makan pisang, tentu kulitnya dibuang dan menjadi rezeki binatang lain ciptaan Allah. Jika kita memakan daging ayam maka tulang, bulu dan kukunya tidak kita makan. Begitu juga jika kita membeli makanan yang dibungkus, maka plastik, cangkang atau wadahnya tidak kita makan tapi dibuang. Intinya, ingatlah selalu bahwa pada harta yang dititipkan Allah pada kita, sebagiannya merupakan hak orang lain. Kita harus selalu membersihkan harta kita dengan mengeluarkan ZIS agar hak – hak orang lain tidak ikut termakan oleh kita.

Bandingkan dengan perumpamaan orang yang tidak mengeluarkan ZIS adalah seperti orang yang memakan dan minum segala macam makanan bahkan dengan cangkang atau bungkusnya sekalipun. Akibatnya orang serakah seperti ini akan rentan terhadap penyakit berbahaya yang menyerang dirinya hingga menuju kematian/kebinasaan.

Contoh lain adalah kolam ikan. jika kolam itu mempunyai saluran pembuangan air kotor, maka akan sehat ikannya dan bagus kualitas airnya. Namun jika kolam itu tidak punya saluran pembuangan air kotor, maka kolam lama kelamaan akan kotor, timbul penyakit pada ikan dan akhirnya rusak habitat tersebut.

Ayat lain yang memerintahkan menunaikan ZIS adalah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلاَّ أَن تُغْمِضُواْ فِيهِ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al Baqarah : 267)

Wan, coba renungkan makna ayat diatas dengan kondisimu saat ini. Usaha atau pekerjaanmu memang sudah baik, namun alangkah lebih baik kiranya jika dimulai kebiasaan untuk menafkahkan sebagian rezeki tersebut dijalan Allah”, kata Ali.

Ridwan pun tersenyum lalu berucap,”terima kasih ya Li, aku mengerti. Aku luruskan niat akan menunaikan ZIS karena perintah Allah seperti yang tertera pada ayat – ayat alquran tadi”.

“ilmuku masih terbatas untuk menyampaikan ayat diatas dengan secara baik dan benar, tapi mudah – mudahan kamu bisa mengambil hikmah dari kata – kataku”, kata Ali lagi.

Agar kamu makin semangat menunaikan ZIS, coba perhatikan ayat – ayat berikut ini :

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Al Baqarah : 261)

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa balasan yang akan diterima seseorang yang mengeluarkan ZIS adalah pahala yang tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahui jumlah pastinya.

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”.( Saba : 39)

Nah pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang berkuasa melapangkan dan menyempitkan rezeki setiap manusia. Namun ada kabar gembira bagi orang – orang yang suka menafkahkan hartanya dijalan Allah. Semua harta kita akan diberkahi dan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Subhanallah.

“Li, kalau ingin menunaikan ZIS dengan ikhlas dan diterima Allah, bagaimana caranya ?” tanya Ridwan.

Ali tersenyum lalu menjawab,” ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar ZIS kita bisa mendapat ganjaran yang maksimal baik di dunia maupun akhirat. Beberapa hal itu diantaranya :

1. harta yang dikeluarkan ZISnya hendaklah berasal dari usaha kita yang baik. Artinya dari pekerjaan yang halal . karena Allah hanya akan menerima ZIS dari sumber yang halal lagi baik. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW : “Tidak seorang hambapun bersedekah dengan suatu sedekah dari usaha yang baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, melainkan Allah mengambilnya dengan Tangan Kanan-Nya lalu Dia memeliharanya sebagaimana salah seorang dari padamu memelihara anak kuda, sehingga kurma itu menjadi seperti gunung Uhud” (HR. Al-Bukhari, Muslim, At Tirmidzi dan An Nasa’i)

2. Harta yang dikeluarkan ZISnya adalah harta atau barang yang kita cintai, bukan barang yang ingin kita buang. Hal ini sesuai firman Allah :

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” ( Ali Imran 3: 92)

3. Merahasiakan, karena hal ini lebih bisa menjauhkan diri dari riya’ dan sombong

إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“jika kamu Menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al Baqarah :271)

4. Tidak merusak shadaqah dengan membangkit-bangkit dan menyakiti

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Al Baqarah : 264)

Ini yang penting, jika ingin ZIS kita dinilai ikhlas dan pasti diterima Allah, jangan sampai kita menyebut – nyebutnya sehingga terkesan sombong dan riya. Atau yang lebih parah adalah orang yang bersedekah tapi menyakiti hati penerimanya dengan berkata,” dasar kamu peminta – minta”, “kalau tidak aku beri uang, mungkin kamu sudah mati sekarang” atau kata – kata lain yang bisa menyakiti hati penerima sedekah kita. Jika itu terjadi, niscaya sebanyak apapun kita menafkahkan harta dijalan Allah, nilainya adalah 0 (nol) besar.

5.Mencari agar shadaqahnya diterima oleh orang yang akan memanfaatkan shadaqah itu dengan baik dan benar.

Jangan sampai karena keteledoran kita menyimpan dana ZIS bukan pada tempatnya, akhirnya semua amal kita jadi tak bernilai dihadapan Allah. Pilihlah orang – orang atau lembaga yang amanah saat menyalurkan dana ZIS. Tak jarang saat ini muncul fenomena banyaknya peminta – minta yang mengatasnamakan pengurus masjid atau yayasan yatim piatu. Namun kenyataannya uang yang mereka terima malah masuk ke kantong pribadi. Atau ada juga lembaga – lembaga berkedok penerima titipan dana ZIS namun ternyata lembaga tersebut hanyalah dijadikan alat untuk memperkaya pengurusnya saja.

Maka dari itu, pilihlah lembaga yang kredibilitasnya sudah terjamin dan amanah menyalurkan dana ZIS pada mereka yang berhak menerimanya.

“wah, panjang banget penjelasannya. Nah gimana caranya kita menilai kredibilitas suatu lembaga penerima dana ZIS ?”, tanya Ridwan.

Ali tersenyum lalu berkata,”biasanya lembaga amil zakat yang profesional telah memiliki laporan keuangan, nah jika laporan keuangannya jelas dan transparan maka bisa dikatakan lembaga itu kredibel. Cirinya yang lain adalah dilihat dari jumlah penerima dana ZIS, macam – macam program yang dilakukan lembaga tersebut untuk menyalurkan dana dan kontinuitas penyaluran dana. Tak sedikit jumlah lembaga amil zakat yang hanya tampil ke permukaan saat ada momen – momen besar islam seperti ramadhan, idul fitri dan idul kurban. Namun dihari biasa lembaga itu menghilang seolah ditelan bumi. Yang benar adalah lembaga yang hadir menerima dan menyalurkan dana ZIS sepanjang tahun. Inilah ciri yang terpenting.

“ o … begitu ya. Aku kira kita bisa memberikan ZIS pada siapa aja alias bebas. Ternyata kalau ga sesuai pada tempatnya akan hilang ya nilainya. Wah mesti pintar milih amil zakat nih”, semangat Ridwan mulai membara.

“ya iyalah harus menyalurkan pada lembaga amil zakat yang amanah dan kredibel, maksudnya lembaga yang benar. Agar harta kita benar – benar disalurkan pada yang berhak menerimanya. Karena hanya dengan niat benar, cara benar dan tujuan benarlah amal kita akan bernilai dihadapan Allah”, seru Ali.

“maksudnya ?”, tanya Ridwan sedikit kebingungan.

“niatnya benar artinya luruskan niat bahwa menunaikan ZIS murni karena menuruti perintah Allah. Jangan ada niat riya dan sombong. Cara benar artinya lembaga amil zakat yang dititipkan haruslah lembaga yang benar, amanah menyalurkan dana pada yang berhak. Bukan lembaga yang khianat, dana kita dipakai untuk memperkaya pengurusnya. Dan yang terakhir tujuannya harus benar, artinya, tujuan menunaikan ZIS adalah untuk menggapai ridha Allah, bukan karena ingin disebut dermawan, donatur, dll”, kata Ali.

“aku ngerti sekarang … menunaikan ZIS jangan asal – asalan tapi harus melalui konsep yang jelas”, timpal Ridwan.

Ali lalu membalas,“iya, semoga saja dengan jalan menunaikan ZIS, bisa mengantarkan kita pada derajat orang yang bertakwa sehingga bisa dijauhkan dari neraka”.

Hal ini sesuai firman Allah :

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى
الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى

“dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan hartanya” (Al Lail : 17 – 18)

“Allahumma amin yaa robbal ‘alamin” seru Ridwan.

“oh iya Wan, kondisi kamu kan sekarang seperti fakir miskin setelah kecopetan, sekaranglah waktu yang tepat untuk bersedekah. Ayo segera dimulai, aku pernah membaca kata – kata mutiara Ali bin Abi Thalib dalam sebuah buku yang berbunyi,” jika kalian jatuh miskin, maka berdaganglah dengan Allah Ta’ala dengan bersedekah”. Aku yakin Allah pasti akan memberi keluasan rezekinya padamu, ingatlah rezeki yang kamu nafkahkan akan mendapat ganti yang lebih baik dan berkah jika kamu ikhlas”, seru Ali.

“kamu benar Li, ternyata orang tuamu ga salah memberi nama kamu Ali … hehehe”, kata Ridwan.

Awan kelabu berangsur hilang dari langit, yang tersisa adalah bentangan “karpet biru” yang indah diangkasa. Mentari pun memancarkan sinarnya dengan sempurna. Siang itu cuaca kembali cerah, secerah hati Ridwan yang telah kembali menemukan semangat hidupnya.

Tunaikanlah ZIS (Zakat, infaq dan sedekah), selagi kita masih mampu melakukannya.

Sebagian tulisan dikutip dari :

Al Ghazali : Ihya Ulumuddin
Sa’id bin Muhammad Daib Hawwa, Mensucikan Jiwa : Konsep Tazkiyatun nafs Terpadu

Sumber Foto :

http://www.eramuslim.com/fckfiles/image/info_umat/pkpu1%281%29.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_RuUBc1TOTYw/SSKGlapKCYI/AAAAAAAAAJg/_9QHqGSfUHs/s320/Logo+DPUlebah+copy.jpg
http://profile.ak.fbcdn.net/object3/102/121/n43742368269_8786.jpg

Selasa, 11 Mei 2010

(Bukan) Do’a Biasa

Rasulullah SAW bersabda, ”jagalah dirimu dari doa orang yang teraniaya, walaupun ia seorang kafir. karena do’anya itu tidak ada halangan yang merintang” (Hr. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, ”janganlah kalian mendo’a yang tidak baik untuk diri kalian, anak-anak kalian dan harta kalian, sebab boleh jadi do’a kalian itu bertepatan dengan waktu yang mana waktu itu do’a diijabah sehingga apa yang kalian mohonkan juga diijabah” (Hr. Muslim)

Aku merasa menyesal pernah berdo’a yang tidak baik untuk seorang rekan kerjaku (anggap saja namanya “Kenanga”) pada tanggal 9 Desember 2007 lalu. Ternyata isi 2 hadits diatas memang benar - benar terjadi padaku. Do’a yang tidak baik dari orang yang teraniaya, ternyata diijabah. Aku sendiri kaget menerima kenyataan tersebut.

Kejadiannya berawal saat aku merasa tertipu karena telah dibohongi seorang wanita yang merupakan rekan kerjaku. Wanita itu adalah seorang yang selama ini sering kuanggap sebagai wanita yang baik, ternyata kebaikannya itu hanyalah “topeng” untuk menutupi kebusukannya.

Aku sangat marah, benci dan kecewa padanya saat itu hingga kami pun tak pernah bertegur sapa lagi. Padahal dulu ia adalah seorang wanita yang sangat dekat denganku, ia pun merupakan wanita yang paling sering kupotret dengan kamera digitalku.

Namun saat emosiku memuncak, aku hapus foto - fotonya dan berjanji dalam hati,”aku tidak akan pernah memotretnya lagi seumur hidupku”.

9 Desember 2007
Disaat hatiku sedang kacau, dalam sebuah hasil rapat manajemen, aku ditunjuk sebagai seksi dokumentasi untuk acara ulang tahun pertama restoran tempat aku bekerja yang jatuh pada tanggal 12 Desember 2007.

Tentu saja hal ini membuatku kaget setengah tak percaya.
Sebagai seksi dokumentasi, aku diwajibkan memotret semua objek dan peristiwa menarik sepanjang acara ulang tahun itu berlangsung, termasuk memotret salah satu karyawan bernama Kenanga.

Entah melalui pertimbangan apa, perusahaan memilih aku sebagai seksi dokumentasi. Aku tidak mengerti. Memang selama ini di perusahaan aku terkenal sebagai seorang karyawan yang sangat narsis. Semenjak membeli kamera digital beberapa bulan yang lalu, entah sudah berapa banyak foto yang telah aku produksi. Kebanyakan objek yang menjadi model foto – foto karyaku adalah rekan – rekan kerja disebuah restoran seafood terkenal di Bandung. Mulai dari Security hingga General Manager di restoran ini pernah merasakan jepretan kamera digitalku. Padahal kamera digital milikku adalah kamera biasa dengan jumlah mega pixel yang kecil.

Awalnya aku berniat membeli kamera digital hanya untuk menyalurkan hobi memotret, namun seiring berjalannya waktu teryata hobi tersebut bisa menjadi usaha sampingan juga. Banyak diantara teman – teman yang merasa puas dengan hasil jepretanku lalu meminta untuk dicetak dalam kertas foto berbagai ukuran. Aku pun bekerja sama dengan seorang teman yang bekerja disebuah studio foto untuk mendapat hasil cetakan yang bagus namun harganya tak terlalu mahal agar bisa memperoleh keuntungan maksimal. Dari hasil jualan foto tersebut, lumayan bisa terkumpul uang untuk membantu biaya sekolah 2 adikku yang masih kecil. Selain itu, dengan menggunakan software Windows Movie Maker, aku pun bisa berkarya membuat film berdurasi 45 menit berisi slide show foto – foto dengan diiringi musik yang sedang ngetren saat ini. Alhamdulillah, film karya – karyaku laku dijual juga, bahkan General Manager tempat aku bekerja pun salut pada kreatifitasku.

Dari kebiasaan memotret dan membuat film itulah yang akhirnya menyebabkan manajemen perusahaan berani menunjukku sebagai seksi dokumentasi acara ultah restoran yang pertama. Sebuah tugas yang menyenangkan namun disertai tanggung jawab yang besar demi kesuksesan acara tersebut.

Perusahaan telah memberiku “amunisi” berupa hal – hal yang aku butuhkan untuk keperluan memotret nanti, seperti 3 pasang baterai, charger, dan ijin memotret + merekam video. Sementara kameranya memakai kamera digital milikku sendiri.

Sebenarnya tak ada masalah jika harus memotret di acara ultah pertama perusahaan sebesar ini, malah mungkin merupakan sebuah kebanggan besar bagiku. namun hatiku yang masih dipenuhi amarah terasa berat hati untuk menunaikan amanah yg telah diberikan.

Aku terlanjur berjanji pada diriku sendiri untuk tidak pernah memotret Kenanga lagi dan aku ingin menepati janjiku itu.

Selesai shalat isya di mushola, aku menyendiri sejenak.

Sambil wirid … aku terus terbayang wajah Kenanga.

Konsentrasiku menjadi buyar.

Saat itulah aku menengadahkan kedua tanganku keatas lalu berdo’a pada Allah SWT. Inti do’aku saat itu adalah memohon agar tepat dihari ulang tahun perusahaan ini, Kenanga menjadi tidak hadir, entah bagaimana caranya, karena aku sangat muak jika harus memotret dan merekam video tentang dirinya.

Dua hari sebelum ultah perusahaan (10 desember 2007), di papan pengumuman ditempel sebuah pengumuman baru bahwa semua karyawan wajib hadir di acara puncak ulang tahun restoran yang digelar 12 Desember 2007.

Tepat dihari ulang tahun perusahaan ini.

Pada mesin absensi.

semua karyawan dinyatakan hadir.

kecuali ssorang karyawan, Kenanga !

Aku mendapat kabar dari sahabatnya bahwa ia semalam tiba - tiba menderita sakit perut yang sangat hebat hingga mengharuskannya berobat ke dokter malam – malam.

Aneh, padahal sebelumnya ia belum pernah merasakan sakit perut sehebat itu. Dokter yang memeriksanya pun merasa keheranan karena tak ditemukan penyakit apapun diperutnya.

Tak hanya aku yang kaget ketika ia dinyatakan sakit dan tidak bisa hadir diacara ultah perusahaan, semua pimpinan dan karyawan perusahaan ini pun menjadi keheranan.

Semua orang tahu, Kenanga adalah karyawan teladan yang sangat rajin.

Dalam hal absensi selalu mendapat pujian dari semua orang. Ia termasuk manusia yang sangat jarang sakit, bahkan kalaupun sakit sudah terbiasa memaksakan diri tetap bekerja. Makanya dalam absensinya selalu terisi hadir, belum pernah ditemukan tulisan sakit, ijin, apalagi alpha.

Di acara ultah saat itu, Kenanga mendapat penghargaan berupa piagam dan sejumlah uang.

Tepat ditengah piagamnya tertulis “Miss Rajin”.

Sayang, ia tak bisa menerima hadiahnya secara langsung dan terpaksa diwakili temannya.

Bagiku, hal ini menjadi keuntungan.

Kenapa ? karena aku berhasil menepati janjiku untuk tidak memotret Kenanga lagi.

Bayangkan jika Kenanga bisa hadir diacara ini dan menerima hadiah itu.
Tentu akan jadi “beban mental” tersendiri untukku.
Disatu sisi ada kewajiban memotretnya sebagai penerima penghargaan dari perusahaan.
Namun disatu sisi yang lain aku wajib menepati janjiku untuk tidak pernah memotretnya lagi.

Setelah kejadian diatas, aku jadi sangat berhati-hati jika berdo’a sekarang.
Aku tak mau do’a jahatku dikabulkan lagi.
Cukup sekali dan aku janji tak akan mengulanginya lagi.

Walaupun sakit hati, marah, kecewa dan benci pada seseorang, aku akan belajar untuk memaafkannya dan berdo’a semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan orang tersebut.

Saat aku menceritakan peristiwa diatas pada seorang sahabatku di Medan, ia berkata,”berhati – hatilah dengan ucapan, bisikan, do’ a dan canda yang sering keluar dari mulutmu. Karena dalam al quran surat Qaaf ayat 18, Allah menerangkan bahwa didekat kita selalu ada malaikat yang selalu mengawasi tutur kata yang terucap.

 مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf : 18)

Sahabatku juga menasehati agar aku bisa menjadi manusia yang lebih sabar disaat mendapat ujian dan dapat mengontrol emosi saat marah. Ya, mengontrol emosi saat marah, itulah hal yang paling sulit dilakukan saat ini olehku. Aku tak menyangka, kata – kata yang diucapkan sebagai do’a, walaupun itu merupakan do’a yang jahat karena bertujuan mencelakakan orang lain dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Kejadian ini menjadi teguran yang sangat berarti bagiku agar dimasa depan bisa lebih mengontrol diri saat marah dan selalu berusaha mengucapkan kata – kata yang baik saja.

Jangan sampai hanya karena kekeliruanku berucap sebuah kata, malaikat lalu mencatatnya sebagai amal jelek dan menjadi cikal bakal sebuah dosa.

Aku jadi teringat sebuah hadits nabi yang sangat terkenal berkenaan dengan porsi bicara seseorang, Rasulullah SAW bersabda,” berkatalah yang baik atau diam”. Sungguh bukan sebuah perkara mudah untuk tetap berkata baik jika hati dan pikiran sedang dilanda amarah dan emosi yang begitu kuat. Malah yang sering keluar dari mulut saat marah adalah kata – kata kotor seperti hinaan, caci maki, sumpah serapah, ejekan hingga do’a jahat seperti yang aku alami diatas.

Namun jika kita bisa menjaga mulut dengan baik selama hidup di dunia ini, niscaya balasannya adalah suatu hal yang sangat berharga bagi semua umat muslim yaitu surga.

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda,”barang siapa yg mampu menjaga apa yg ada diantara 2 rahangnya (mulutnya) dan apa yang ada diantara 2 kakinya (kemaluannya) dengan baik, aku berani jamin dia masuk surga” (HR Bukhari Muslim).

Sungguh beruntung manusia yang bisa menjaga mulut dan kemaluannya dengan baik selama hidup di dunia. Nabi Muhammad SAW berani menjamin bahwa manusia tersebut akan masuk surga. Subhanallah.

Perasaan bersalah kadang masih selalu terasa jika mengingat do’a jahat yang pernah aku panjatkan untuk mencelakai Kenanga. Namun didalam hati aku merasa sangat menyesal, tak seharusnya aku mengucapkan do’a seperti itu. Do’a jahat tersebut terucap saat diriku masih dilanda amarah dan emosi. Mungkin jika dalam keadaan normal aku tak akan berbuat itu. Namun mungkin juga Allah SWT sengaja mentakdirkan peristiwa ini terjadi untuk memberiku pelajaran agar lebih berhati – hati lagi dengan lisanku dimasa depan.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yaasin : 65)

Terasa sangat mengerikan keadaan di akhirat nanti, dalam ayat al quran diatas Allah SWT telah menggambarkan bahwa disana bukanlah mulut kita yang berbicara, namun tangan dan kaki kita yang selama ini telah menjadi saksi segala perbuatan yang baik maupun yang jelek.

Di dunia ini, kita masih bisa bersilat lidah untuk menyembunyikan aib kita dari orang lain, berbohong atau berdusta demi kepentingan kita bahkan memfitnah orang tak bersalah untuk menjatuhkan harkat dan martabat seseorang yang tidak kita sukai. Namun percayalah, dipengadilan Allah SWT di akhirat kelak, semua itu tidak akan bisa kita lakukan lagi, mulut kita akan ditutup. Tangan dan kakilah yang berbicara, menjawab segala pertanyaan dengan sangat jujur.

Semoga Allah SWT mengampuni dosaku yang telah berbuat kesalahan dengan mendo’akan sebuah kejelekan untuk Kenanga. Semoga kejadian itu hanya terjadi sekali dalam hidupku dan tidak terulang lagi dimasa depan. Amin.

Kamis, 22 April 2010

Review : Pameran Pedang Nabi di Pusdai







Kira2 seminggu yg lalu aku melihat spanduk warna biru terbentang dijalan Geger kalong Girang dekat Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Isi spanduk itu tentang “Pameran Pedang Nabi” yg diadakan di Pusdai (Pusat Dakwah Islam). hanya berselang beberapa hari, Eri – sahabat baikku tiba2 mengirim sms tentang acara tersebut yg menurutnya bisa membuat kita makin mencintai Rasulullah SAW setelah melihat aneka barang peninggalan beliau serta menghayati sejarah dari benda2 tersebut. Aku jadi penasaran ingin segera mengunjungi Pusdai secepatnya.

Acara yg bagus ini aku kira sangatlah tepat jika diekspos di FB agar semua teman FBku bisa mengunjungi Pusdai juga. Aku pun segera membuat acara berjudul, ”Pameran Peninggalan Nabi Muhammad SAW didatangkan langsung dari Turki” dan mengundang semua teman FBku yg beragama islam. Alhamdulillah sambutannya baik sekali. Beberapa teman ada yg langsung pergi kesana, ada yg bertanya harga tiketnya dulu, ada yg ga bisa datang karena jauh, dll. mayoritas dari semua teman yg mengetahui acara itu sebenarnya sangat ingin menghadiri pemeran, namun ada beberapa kendala yg menghalangi. Terutama jarak mereka yg jauh dari Pusdai di Bandung, maklum teman FBku kebanyakan dari luar kota. Dari Aceh sampai Papua, bahkan ada beberapa orang yg berdomisili diluar negeri seperti Malaysia, Qatar, Hongkong dan Amerika Serikat.

http://www.facebook.com/andri.nugraha2?v=app_2344061033#!/event.php?eid=117723314905551&index=1

Rekapitulasi acara “Pameran Pedang Nabi” di FB :
Akan hadir : 42 orang
Mungkin hadir : 70 orang
Tidak hadir : 100 orang
Belum memberi jawaban : 183
(data hingga tanggal 28 april 2010)

sebelum berangkat kesana, aku smsan dulu dengan Eri yg lebih dulu telah mengunjungi pameran. Ternyata harga tiket untuk hari libur beda sedikit dengan hari biasa. dihari biasa harga tiketnya rp 10.000, jika hari libur naik menjadi rp 15,000. awalnya agak kaget juga mengetahui hal itu, maklum aku sedang berhemat. Namun setelah dipikir lagi, harga segitu ga ada artinya dibandingkan harga yg harus dibayar jika sengaja melihat koleksi peninggalan Nabi tersebut di museum Topkapi Turki. Aku juga diingatkan agar tak memotret semua benda koleksi pameran karena ada penjaganya. Hal ini sempat membuatku agak kecewa karena sebagai orang yg narsis, tentu saja ga bisa memotret diacara sebagus ini akan sangat merugikan. Sangat jarang ada acara seperti ini lagi dimasa depan. Tapi, ya sudahlah, mungkin panitia memiliki pertimbangan khusus sehingga tiap pengunjung dilarang memotret benda koleksi pameran.

Sebelumnya aku juga pernah melihat VCD berisi pameran benda2 peninggalan Nabi yg disimpan di Museum Topkapi Turki, namun akan lebih afdol jika bisa melihat benda2 tersebut secara langsung dengan mata kepala sendiri. Beruntung kedutaan besar Turki dan Indonesia bisa bekerjasama menyelenggarakan acara ini. Barang2 peninggalan nabi sengaja didatangkan dari Turki ke Bandung. Bahkan rencananya akan dibawa berkeliling ke 30 kota di indonesia.

Minggu 18 april 2010 ba’da dzuhur aku berangkat ke Pusdai seorang diri, jalanan yg agak macet saat melintasi lapang Gasibu tidak menyurutkan niatku sedikitpun. Ini momen langka, bagaimanapun caranya aku harus melihatnya. setibanya di Pusdai, aku melihat ratusan manusia sedang antri memasuki pintu tempat pameran diselenggarakan. Setelah membeli tiket, aku pun masuk kedalam barisan orang – orang yg sedang mengantri. Menurut penjaganya, yg masuk ke pameran diatur 50 orang sekali.
Astagfirullahaladzim, antriannya ternyata lama banget sedangkan matahari sudah makin condong ke barat. Beberapa pengunjung yg sedang antri pun terpaksa “dijemur” teriknya matahari. Sayangnya, meskipun acara ini diselenggarakan di Pusdai (Pusat Dakwah Islam), pengaturan antrian pengunjung kurang sesuai dengan kaidah islam. Pengunjung pria dan wanita dibiarkan antri dalam satu barisan hingga berbaur satu sama lain padahal bukan mahramnya. Ini harusnya menjadi perhatian pihak panitia jika menggelar acara seperti ini dimasa depan, hal ini tidak boleh terulang lagi.

Akupun sempat kerepotan untuk menjaga mata, hati dan tindakan saat mengantri karena didepan, belakang, kiri dan kananku banyak akhwat2nya. Agar orang2 yg sedang antri tidak jenuh, panitia menyediakan hiburan nasyid dari sebuah panggung. Konon nasyidnya didatangkan dari Bandung dan luar kota seperti Jakarta. Namun hal itu tidak lantas membuatku nyaman, karena aku kurang menyukai nasyid. Dari antrian hingga mencapai ruang pameran, aku ternyata menghabiskan waktu 1 jam 50 menit !
Memang hari minggu pengunjungnya bejubel lebih banyak dari hari biasanya karena pengunjung dari luar kota pun ikut menghadiri acara sambil liburan di Bandung. Perjuangan yg melelahkan.

Pada sebuah dinding, aku melihat beberapa pengumuman yg ditempel panitia. Isinya berupa himbauan agar pengunjung tidak mengkeramatkan benda2 yg dipamerkan hingga khawatir terjadi kemusyrikan. Maklum orang Indonesia terbiasa menganggap keramat benda2 yg dimiliki orang2 yg berilmu agama, apalagi jika barang itu merupakan peninggalan nabi. Ada juga larangan memotret, makan dan merokok di ruang pameran. Aku yg awalnya kecewa karena ga boleh memotret jadi sadar bahwa terkadang adakalanya larangan itu berdampak baik. Jika semua orang bebas memotret barang peninggalan nabi, takutnya terjadi hal seperti yg dilakukan sebagian masyarakat indonesia, mengkeramatkannya hingga terjerumus ke lembah kemusyrikan.

Alhamdulillah, akhirnya aku bisa masuk ke ruang utama pomeran. Bersama puluhan pengunjung lainnya, kami diajak memasuki sebuah ruangan yg gelap oleh pemandu acara. Disini kami menonton film sejarah pembebasan kota Yerussalem dari umat kristiani oleh Salahudin Al Ayubi atau yg sering dipanggil Saladin oleh orang barat. Film berdurasi 10 menit ini cukup membuka wawasanku tentang sejarah islam dimasa lalu. Setelah itu kami semuanya berjalan menuju ruang utama pameran dimana disana terletak pedang2 yg dulu dipakai Nabi Muhammad SAW sewaktu berperang melawan musuh2nya. Koleksi pedang Nabi berjumlah lebih dari 1. ada yg bertabur batu mulia, namun ada juga yang polos berupa besi dengan ukiran menarik diatasnya.

Tak hanya pedang nabi yg dipamerkan, namun ada juga mushaf al quran sundawi, sandal nabi, tongkat nabi Muhammad dan Nabi Musa. Awalnya aku kira tongkat nabi musa seperti apa yg bisa berubah jd ular dan membelah laut, ternyata hanya berupa kayu biasa dengan ukuran kurang lebih 2 meter. Subhanallah …

Ikut dipamerkan juga replika jejak kaki Nabi ketika isra mi’ raj di masjid Al – Aqsa di Palestina. Ukurannya yg besar membuat beberapa pengunjung memperkirakan ukuran tubuh nabi tinggi besar. Sepotong kayu yg biasa dipakai nabi bersiwak (menggosok gigi) dipamerkan disudut ruangan. Bersiwak dengan kayu tersebut untuk zaman sekarang sudah sangat langka yg melakukannya, padahal ada keutamaan dalam bersiwak dibanding menggosok gigi biasa. Selain mengikuti sunah nabi juga termasuk amalan yg berpahala. Pada dinding ruang pameran terpampang beberapa foto dan silsilah khalifah2 yg dulu pernah membawa kejayaan islam dimuka bumi. Namun sayang aku ga bisa menghapal nama2nya karena banyak sekali jumlahnya.

Setelah keluar dari ruang utama pameran, aku sampai di ruang ketiga dimana pengunjung bisa mengabadikan kehadirannya di acara ini. Ada seorang fotografer yg menawarkan jasa memotret langsung jadi ditempat bagi pengunjung. Acara pemotretan ini hanya bersama replika pedang nabi, bukan pedang asli yg terletak diruang utama pameran. Namun animo pengunjung cukup tinggi sekali, terbukti sang fotografer kewalahan memenuhi pesanan pemotretan. Dengan bermodalkan uang rp 10.000 pengunjung bisa mendapatkan foto bersama replika pedang nabi baik sendiri maupun dengan teman atau keluarganya.

Ada juga foto bareng replika pedang nabi yg hasil akhirnya berupa mug, harganya rp 25.000. namun hasilnya tentu lebih menarik dari sekedar foto biasa. Peminatnya juga tak sedikit. Aku pun tertarik untuk membuat 1 foto dan akhirnya mendaftar untuk foto bareng replika pedang nabi dan minta dicetak pada kertas foto ukuran 10 R. setelah dipotret, aku pun berjalan – jalan dulu diluar sambil menunggu hingga fotoku selesai dicetak.

15 menit berselang, aku kembali ke ruang itu lagi, namun rupanya fotoku belum selesai dicetak. Setelah dicari ditumpukan foto, hasilnya tetap nihil. Aku malah menemukan foto ustadz Jeffry Al Bukhori (Uje) yg foto bareng replika pedang nabi bersama 2 temannya. Akupun memilih salat ashar dulu di masjid Pusdai, lalu berjalan mengelilingi seluruh areal Pusdai plus memotret beberapa momen dan tempat menarik disekitar areal itu. Sore itu Pusdai penuh dengan pengunjung pameran, anak2 yg bermain sepak bola, serta masyarakat umun yg sedang berkumpul bersama keluarga tercintanya. Menghabiskan waktu di Pusdai memang menyenangkan. Aku memotret seluruh sudut Pusdai mulai dari bagian depan, belakang, bagian dalam dan luarnya. Banyak objek menarik untuk diabadikan kamera hp Sony Ericsson K618i milikku.

Hasil lengkap foto hasil jepretanku ada pada link dibawah ini :
http://www.facebook.com/album.php?aid=21135&id=100000139012569&l=be234f575b

Setelah puas berkeliling Pusdai dan memotret, aku pun kembali ke tempat pemotretan foto bareng replika pedang nabi. Aku kecewa karena fotoku masih belum selesai dicetak, padahal sudah lebih dari 1 jam. Seorang petugas panitia akhirnya berusaha mencarikan fotoku, namun hasilnya mengagetkanku. Pantas saja fotoku tidak ada pada tumpukan kertas foto ukuran 10 R, rupanya sang editor salah mencetak fotoku hingga malah mencetaknya menjadi sebuah mug. Karena yg kupesan foto ukuran 10 R namun hasilnya malah mug, aku pun hendak membayar selisih rp 15.000. namun panitia menolak keinginanku dengan halus, ia meminta maaf atas kesalahan yg terjadi dan menyuruhku membawa mug itu tanpa membayar biaya lagi. Alhamdulillah, awalnya aku berniat berhemat sehingga memilih mengabadikan kehadiran diacara ini melalui kertas foto ukuran 10 R seharga rp 10.000 sesuai kemampuan dompet. Namun takdir Allah berkata lain, aku diberinya “kesalahan berbuah manis” hingga fotoku diabadikan pada sebuah mug seharga rp 25.000. mungkin ini sudah menjadi rencanaNya hingga rezekiku berupa mug tersebut.

Malam telah tiba, aku pun salat magrib berjamaah dulu di masjid Pusdai. Sebelum pulang aku menyempatkan diri melihat spanduk yg terbentang diareal Pusdai, ternyata ada sebuah pengumuman tentang “islamic Book Fair” yg akan diselenggarakan tanggal 4 hingga 16 mei 2010 bertempat di gedung Landmark jalan Braga Bandung.

Mungkin aku akan datang ke acara tersebut, ingin membeli buku2 karya Fauzil Adhim, 

Sahabat, semoga kalian berkesempatan melihat benda2 peninggalan Nabi Muhammad SAW seperti yg telah kualami diatas.