Minggu, 24 Juli 2011

Pada Hari Ketujuh Kelahiran Rahma






Pada hari pertama kelahiran putri kami, suara adzan langsung diperdengarkan pada telinga kanannya dan iqomah pada telinga kirinya. Hal ini mencontoh dari sunnah Rasulullah SAW saat memperdengarkan adzan pada telinga Hasan ra (cucunya), hal ini dimaksudkan agar suara yang pertama kali didengar sang bayi di dunia ini adalah kalimat tauhid, sehingga setan akan menjauh darinya sejak ia masih kecil.

Dan pada hari ketujuh kelahiran, terdapat sunnah Rasulullah SAW seperti terdapat pada hadits dibawah ini :

عَنْ سَمُرَةَ أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقُولُ « كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُمَاطُ عَنْهُ الأَذَى وَيُسَمَّى ».

Dari Samurah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap bayi laki-laki itu tergadai dengan akikahnya. Akikah tersebut disembelih pada hari ketujuh, dihilangkan kotoran darinya dan diberi nama.” (HR. Ahmad no 20201, sanadnya shahih menurut Syaikh Syu’aib al Arnauth).

Dalam hadits lain disebutkan,”Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur". (HR. at-Tirmidzi).

Sunnah pada hari ketujuh adalah akikah, pemberian nama dan dicukur rambutnya. Namun karena keterbatasan dana, kami tidak melakasanakan akikah yakni memotong hewan berupa kambing. Kami hanya melaksanakan sunnah yang lainnya, yaitu mencukur rambut serta memberinya nama.

Alhamdulillah ketika proses pencukuran, sang bayi tidak menangis hingga bisa berjalan lancar. Yang mencukur rambut bayi kami adalah ayah mertua yang bernama KH U Bunyamin Ghufron. Beliau sudah terbiasa mencukur rambut anak dan cucu – cucunya.

Setelah selesai dicukur, rambutnya lalu kami kumpulkan dan nantinya akan ditimbang di toko emas. Selesai penimbangan kami pun lalu bersedekah dengan seberat timbangan rambut bayi tersebut. Hal ini mengikuti sunnah Rasul dalam hadits dibawah ini :

عن جعفر بن محمد بن علي عن أبيه أنه قال : وزنت فاطمة بنت رسول الله صلى الله عليه و سلم شعر حسن و حسين و زينب و أم كلثوم فتصدقت بوزن ذلك فضة

Dari Ja’far bin Muhammad bin Ali dari ayahnya, Fathimah binti Rasulillah menimbang rambut Hasan, Husain, Zainab dan Umm Kultsum lalu bersedekah dengan perak seberat timbangan rambutnya. (HR Baihaqi dalam Syuabul Iman no 8629).

Tentang Pemberian Nama

Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang kepada Nabi (SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW menjawab,”Memberinya nama yg baik, mendidik adab yg baik, dan memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”.” (HR Aththusi)

Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim disebutkan :

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا (7) سورة مريم

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia” (QS. Maryam: 7).

Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu apabila seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (= tidak dikenal) oleh masyarakat.

Kewajiban bagi seorang bapak adalah memilih nama terbaik bagi anaknya, baik dari sisi lafadz dan maknanya, sesuai dengan syar’i dan lisan arab. Kadangkala pemberian nama kepada seorang anak baik adab dan diterima oleh telinga/pendangaran akan tetapi nama tersebut tidak sesuai dengan syari’at

Sebagai seorang ayah, tentu saja saya ingin memberikan nama yang baik pada anak pertama. Namun saya juga melakukan kompromi dengan istri agar nama yang dibuat bisa mencerminkan eratnya ikatan cinta kami yang dilambangkan pada nama buah hati kami berdua.

Kami sepakat memberi nama : Nadia Rahmania Andriani

Nadia = berasal dari kata Nahdiah yang berarti penyeru, pengajak, pendakwah

Rahmania = Rahman berasal dari nama Allah SWT yang berarti Yang Maha Pengasih.
Karena ada ketentuan jika nama Allah SWT terlarang dijadikan nama makhlukNya kecuali memakai tambahan kata atau huruf maka kami pun menambahkan huruf I dan A agar nama itu bisa disandang oleh anak kami tercinta. Terlarang menggunakan nama Ar Rahman, namun jika ditambah kata Abdul menjadi Abdul Rahman atau ditambah huruf I dan A menjadi Rahmania maka hal itu tidak mengapa dilakukan.

Andriani = berarti anugerah dari nirwana/surga
Meskipun kata terakhir bukanlah berasal dari bahasa arab, namun nama itu sengaja kami pilih sebagai ungkapan kebahagiaan dan kegembiraan telah dikaruniai anak perempuan yang lucu dan cantik pada pernikahan kami. Anugerah dari nirwana/surga seolah menggambarkan betapa bahagianya saya, istri, beserta seluruh keluarga besar kami menyambut lahirnya anak pertama kami. Alhamdulillahirobbil’alamin.

Rasulullah SAW menyatakan bahwa nama adalah Do’a (do’a orang tua kepada anaknya).
Nadia Rahmania Andriani merupakan do’a semoga dimasa depan sang anak bisa menjadi penyeru/pendakwah bagi umatnya dengan penuh kasih sayang hingga bisa mengajak mereka menuju kehidupan abadi yang kekal di surga.

Allahumma amin yaa robbal ‘alamin.

Bandung, 22 Sya’ban 1432 H/ 24 Juli 2011

Selasa, 12 Juli 2011

Anakku ... Nadia Rahmania Andriani





Alhamdulillahi robbil ‘alamin

Telah lahir ke dunia Nadia Rahmania Andriani, anak perempuan pertama dari pasangan Andri Nugraha dan Nunung Siti Aminah pada tanggal 8 Syaban 1432 H/10 Juli 2011 pukul 5.05 WIB dengan berat 2,7 Kg dan panjang 50 cm.

Naadiyah = Nadia = para penyeru,pengajak/pendakwah
Ar Rahman = Rahmania = kasih sayang,kebaikan
Andriani = anugerah dari nirwana

Semoga keindahan namanya menjadi do’a dan harapan dimasa depan sang anak bisa menjadi seorang pendakwah/mujahidah yang menyerukan nilai – nilai kasih sayang dan kebaikan agama Islam pada umatnya.

Wassalam
Andri Nugraha