Senin, 27 Juli 2009

(Bukan) Untukku

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُحِلُّواْ شَعَآئِرَ اللّهِ وَلاَ الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلاَ الْهَدْيَ وَلاَ الْقَلآئِدَ وَلا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَاناً وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُواْ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَن تَعْتَدُواْ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya” (Al – Maa’idah : 2)

Melakukan pekerjaan yg berulang – ulang selama 2 tahun lebih terkadang membuat seseorang dilanda kejenuhan dan kebosanan. Itulah yg sedang dirasakan Ali sekarang. Pekerjaannya sebagai dishwasher alias tukang cuci piring disebuah restoran seafood terkenal telah dijalaninya sejak tanggal 7 juni 2007 hingga detik ini. Memang ia pernah “naik pangkat” sebulan menjadi cook helper, namun saat ditraining ia malah gagal karena ada beberapa hal yg membuatnya tidak sreg dengan posisi itu. Memang direstoran tempat ia bekerja, bukan hanya Ali saja yg pernah gagal “naik pangkat”. Namun beberapa orang pernah mengalami hal yg sama hingga mereka terpaksa menjalani pekerjaan itu – itu juga dari awal bergabung direstoran itu hingga sekarang.

Hari – hari dilalui Ali dengan bekerja penuh semangat, namun saat sahabatnya satu per satu mulai keluar atau pindah kerja ke tempat lain, ia merasakan kehampaan. Suasana direstoran sudah tak seramai saat pertama kali ia menjejakkan kaki disana dan teman – teman yg baru keakrabannya tidak seperti sahabat – sahabatnya yg dulu. Hati kecil Ali pun serasa menjerit,”aku bosan bekerja disini … aku harus segera mencari pekerjaan yg baru, yg lebih baik dari ini … sekarang juga !”

Keinginan untuk pindah kerja dihati Ali menjadi semakin menggebu – gebu saat ia melihat beberapa sahabatnya yg telah keluar dari restoran itu ternyata mendapatkan pekerjaan yg dinilainya lebih baik. Mulai dari gaji yg lebih besar, jam kerja yg fleksibel hingga suasana kerja yg nyaman. Namun ternyata mencari pekerjaan baru tak semudah membalikkan telapak tangan bagi seorang Ali. Ia hanya lulusan SMU dari program IPS yg notabene dianggap orang – orang sebagai anak malas, bandel dan ungkapan lainnya yg jelek. Ia pun tersadar usianya sudah bukan lagi “fresh graduate” seperti yg sering disyaratkan dalam iklan lowongan pekerjaan dikoran. Lagipula ia pun tidak punya skill khusus yg bisa diandalkan untuk bersaing memperebutkan sebuah lowongan pekerjaan dengan pencari kerja lainnya.

Berbulan – bulan ia mencoba melamar kerja kesana kemari hasil dari hunting lowongan pekerjaan di koran sabtu. Namun hasilnya nihil, “ladang nafkah” lain selain dishwasher seolah telah hilang dari hidupnys. Tiba – tiba di suatu sore yg melelahkan, ia mendapat telepon dari seorang wanita. “Ali, kamu udah bosan kerja di D’Cost, kan ?”, tanya wanita itu. Tanpa berpikir panjang Ali pun menjawab,”ya” katanya dengan tanpa ekspresi apapun.”nah kebetulan, aku mau ngajak kamu gabung ke tempat aku kerja sekarang. kalo bisa lusa datang ke Paskal Hyper Square ya dengan bawa surat lamaran lengkap”. Ali agak bingung dengan ajakan wanita itu, ia pun bertanya,”memang kerjaannya apa ?” tanya Ali dengan penasaran. Wanita itu menjawab dengan tegas,”pokoknya kamu dateng aja lusa kesana ya, nanti aku jelaskan deh segalanya ya. Ok ? “ . Ali tertegun,ia hanya bisa berucap pendek,”ok”.
Wanita yg menelpon tadi adalah teman kerja direstoran tempat Ali kerja sekarang, namun ia telah pindah kerja entah kemana..
Paskal Hyper Square … kira – kira pekerjaan apa ya ? Ali hanya bisa menebak- nebak jenis pekerjaan apa yg ditawarkan wanita itu tanpa mengetahui jawaban yg pasti.

2 hari kemudian Ali sengaja datang ke Paskal Hyper Square dan mencari ruko no. 22 B. kehadirannya langsung disambut Anita dengan ramah. Ternyata dimatanya, mantan rekan kerjanya itu telah banyak berubah. Dulu ketika jadi waitress penampilannya terkesan agak cuek, beda dengan penampilannya sekarang yg rapi dan wangi. Apalagi dengan pakaian ala kantoran, membuatnya lebih terlihat modis. Anita lalu bercerita bahwa saat ini ia kerja disebuah perusahaan asuransi sebagai sekretaris. Perusahaannya itu akan membuka kantor cabang baru dan membutuhkan seorang office boy. Namun yg dibutuhkan bukanlah office boy biasa, ia harus bisa mengantarkan dokumen – dokumen ke kantor pusat di pusat kota Bandung dan bisa mengetik serta paham internet. Urusan ngetik dan internet, memang Ali tidak bermasalah. Dirumahnya ia punya komputer dan aktif didunia maya dengan bergabung disitus pertemanan Friendster dan Cybermq.
Namun 1 hal yg ia tidak bisa jalani, yaitu mengantarkan dokumen ke kantor pusat. Memang itu pekerjaan yg mudah, namun Anita berkata bahwa yg dibutuhkan adalah office boy yg punya kendaraan sendiri berupa sepeda motor. Ali pun tertunduk lemas tak berdaya. Bagaimana ia mau punya motor jika gajinya tiap bulan sebagai dishwasher selalu habis untuk keperluan diri dan keluarganya ? lagipula ia tidak bisa mengendarai sepeda motor !

Anita sempat menghembuskan “angin surga” dengan menyebutkan jumlah nominal gaji yg akan Ali terima jika ia jadi office boy disana. Jumlahnya hampir 2x lipat dari gaji Ali direstoran sekarang. Selain itu waktu kerjanya pun tidak seribet direstoran. Namun angin surga itu berubah jadi panas saat ia harus menerima kenyataan bahwa yg dibutuhkan adalah karyawan yg memiliki sepeda motor. Anita pun menghibur Ali dengan mengatakan mungkin ini bukan rejekinya dan ia harus bisa bersabar. Mungkin Allah punya rencana lain dibalik semua ini.
Anita lalu bertanya,”Li, kamu punya teman yg bisa menggantikan posisi kamu, nggak ? maksudnya teman kamu yg bisa jadi office boy dengan memenuhi syarat – syarat yg aku sebutkan tadi ?”. Ali terdiam, lalu ia menjawab,”ada. Aku akan coba sms Hasan sekarang, ia adalah sahabatku yg dulu pernah membuat film D’Cost. Kamu ingat,kan ?”, Ali balik bertanya. Anita pun menjawab,” oh yg botak itu ya ? di opening Film D’Cost kan ada foto kamu dan orang yg botak berkacamata hitam” jawab Anita dengan sigap. “ya, itulah Hasan. Ia punya motor, jago komputer dan bisa internet. Komplit banget, kan ?” seru Ali. Anita pun girang dan meminta Ali segera mengirim sms pada sahabatnya itu.

Ali lalu mengirim sms pada Hasan, ia memintanya datang ke Paskal Hyper Square saat ini juga dengan membawa lamaran lengkap. Hasan pun membalas smsnya langsung dan berkata bahwa ia akan segera datang kesana secepatnya. Ali pun bercerita pada Anita bahwa Hasan adalah sahabatnya yg bertipe pekerja keras. Ia maniak game komputer dan jago mengutak atik hardware maupun software serta pintar internetan. Selain itu ia pun humoris serta pandai bergaul, tentunya akan cocok dengan posisi office boy diperusahaan Anita.
Anita pun tiba – tiba minta maaf pada Ali karena telah memintanya jauh – jauh datang ke tempat kerjanya namun ternyata tidak bisa menjadikannya karyawan baru diperusahaan asuransi itu. Ia juga berterima kasih karena Ali telah mengajak Hasan agar bergabung disana. Ali tak mau berlama – lama disana, ia pun beranjak dari perusahaan asuransi itu setelah sebelumnya berpamitan pada Anita.

Jam di hp Ali menunjukkan kala itu masih pagi, yakni jam 10. 15 WIB. Ia keluar dari kompleks pertokoan Paskal Hyper Square tanpa mengetahui arah dan tujuan yg jelas. Dipikirannya masih terbayang ajakan Anita 2 hari yg lalu, penawaran gaji yg lebih besar dan kekesalannya karena tidak mempunyai sepeda motor. Akhirnya ia pun melangkahkan kakinya menuju Masjid Raya Povinsi Jawa Barat di Alun Alun kota Bandung. Ia menyendiri ditaman yg terletak persis dihalaman masjid sambil membaca majalah Sabili yg baru dibelinya di kios majalah yg berada dikaki lima. Setelah bosan membaca, ia pun beranjak ke jalan Dewi Sartika, tepatnya ke pertigaan jalan Kautamaan Istri. Disana ia membeli beberapa buku agama untuk menghibur hatinya yg sedang sedih tidak karuan. Dihatinya masih tersimpan amarah pada dirinya sendiri. “seandainya aku tidak kecanduan internet karena FS selama 2 tahun lebih, mungkin uang yg terbuang ke warnet bisa digunakan untuk membeli motor, dan akhirnya aku bisa kerja bareng Anita !”, pikirnya. Namun hati kecilnya berbisik,”sudahlah Li, apa yg terjadi dimasa lalu sudah berlalu. Ingat bahwa masa lalu itu sudah terjadi dan tidak bisa dikembalikan untuk diperbaiki walau sedetik saja. Semuanya sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Yg penting sekarang berbuat yg terbaik hari ini agar masa depan menjadi lebih baik”.

Ali pun tersenyum mendengar perkataan hati kecilnya tersebut, ia bersyukur memiliki penasehat yg hebat. Ya, hati kecilnya selama ini sering menjadi penuntunnya agar berbuat baik dan ia pun percaya bahwa kebaikan hati kecilnya bersumber dari Yang Maha Baik, siapa lagi kalau bukan Allah SWT … Subhanallah.

Ketika ali berjalan santai, hpnya berdering. Terdengarlah suara Hasan memanggilnya,”assalammu’alaikum, kamu ada dimana, Li ? aku udah nyampe di Paskal Hyper Square nih”. Ali pun menjawab,”wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh, aku sedang hunting buku di Dewi Sartika. Maaf ga bisa mendampingi kamu disana. Langsung saja cari ruko no. 22 B lalu nanti temui wanita bernama Anita, ia dulu teman kerjaku di D’cost”. Ditempat lain Hasan pun berkata,”ok, aku akan cari ruko itu. Sebelumnya terima kasih ya udah mengajak aku gabung diperusahaan Anita. Mohon do’anya agar aku diterima kerja disini, aku udah jenuh nganggur terus nih”. Ali tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu, lalu menjawab,”insya Allah aku do’akan. Semangat ya, aku yakin 1000 % kamu pasti diterima kerja disana. Wassalammu’alaikum”.

Tak berapa lama kemudian Anita menelponnya. “Ali, makasih ya. Temen kamu yg bernama Hasan itu ternyata orangnya baik dan menyenangkan bgt. Ia udah resmi jadi karyawan disini sekarang. Aku do’akan semoga kamu segera mendapat pekerjaan yg lebih baik dari ini ya, sekali lagi terima kasih”. Tak terasa mata Ali menjadi basah dan air matanya pun meleleh. “Hari ini sungguh luar biasa, awalnya aku yg melamar kerja … yg jadi karyawan kok malah sahabatku … hari yg aneh”, lirih Ali.

Dalam hatinya memang masih tersimpan kekecewaan yg mendalam karena gagal pindah kerja, namun disisi yg lain ia bersyukur bisa menjadi pembuka jalan agar Hasan bisa bekerja lagi. Ia merasa kasihan pada Hasan, sejak keluar dari bank tempat kerjanya setahun yg lalu, ia belum pernah bekerja lagi. Entah sudah berapa lamaran dan perusahaan yg ia lamar namun hasilnya selalu nihil. Pernah ia mencoba berbisnis kelinci dan membuka peternakan kelinci dirumahnya yg terletak di Ciwaruga (dekat Lembang) namun usahanya itu bangkrut karena banyak kelincinya yg mati. “Alhamdulillah, terima kasih Ya Rabb, semoga ini menjadi hal yg baik buat Hasan dan keluarganya”, kata hati Ali lagi.

Adzan dzuhur berkumandang, Ali pun segera berjalan menuju Masjid Raya Provinsi Jawa Barat untuk mendirikan salat dzuhur disana. Seusai salat, tiba – tiba ada keinginan dihati Ali untuk menceritakan kejadian hari ini pada Ukhti Bijak, salah satu sahabat baiknya yg dikenal lewat FS. Ia menceritakan semua kejadian hari ini lewat sms dan tak lama kemudian Ukhti Bijak membalas smsnya dengan kata – kata,”Ibnu Umar ra berkata,” Rasulullah SAW telah bersabda,” barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, Allah akan melapangkan satu kesusahannya pada hari kiamat nanti”. (HR. Bukhari Muslim)”.

“Subhanallah, sungguh bruntung Hasan mpunyai shbt yg baik sperti kmu. Ingat baik2 bunyi hadits diatas, Ali. Jika kamu ikhlas menolong Hasan dan melapangkan kesusahannya, insya Allah dihari kiamat nanti Allah akan melapangkan satu kesusahanmu. Jgn brsdih ya Ali, justru kmu hrus brsyukur bs mnjd jln agar Hasan bs bekerja lagi dan menafkahi keluarga serta adik2ny”. Tentang kegagalan kamu pindah kerja, coba renungkan al baqarah 216”.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al – Baqarah : 216)

Ya, pendapat Ukhti Bijak memang benar. Sesuatu yg kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah, begitu pula sebaliknya. Mungkin ada alasan khusus kenapa Allah belum mengijinkan Ali kerja diperusahaan Anita. Waktulah yg akan menjawabnya.
Hari demi hari terus berputar hingga tak terasa sudah 6 bulan berlalu. Anita sengaja makan malam di D’Cost, ia menemui Ali yg sedang bekerja mencuci piring. Ia berkata,”Ali, pilihanmu mengajak Hasan beberapa bulan yg lalu itu merupakan pilihan yg tepat. Hasan udah dua minggu diangkat menjadi sekretaris sekarang. Semua itu karena ia ga hanya bisa berperan sebagai office boy, namun juga bisa mereparasi komputer, install program2 serta berinternet.”. Ali hanya tersenyum mendengar penuturan Anita tersebut, ia hanya menitipkan ucapan selamat pada Hasan karena telah jadi sekretaris.

Ternyata diam – diam Anita mengajak beberapa mantan rekan kerjanya direstoran D’Cost untuk bergabung diperusahaan asuransi tempat ia bekerja sekarang dan ada beberapa orang yg akhirnya pindah kerja kesana. Diantara mantan rekan kerja yg ikut pindah itu adalah Yuli, seorang gadis Lampung yg pernah menyakiti hati Ali dulu. Sekarang Ali memahami mengapa Allah tidak mengijinkannya bekerja diperusahaan asuransi bareng Anita.


# sebuah catatan kecil mengenang 13 Februari 2009

Tidak ada komentar: