Selasa, 11 Mei 2010

(Bukan) Do’a Biasa

Rasulullah SAW bersabda, ”jagalah dirimu dari doa orang yang teraniaya, walaupun ia seorang kafir. karena do’anya itu tidak ada halangan yang merintang” (Hr. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, ”janganlah kalian mendo’a yang tidak baik untuk diri kalian, anak-anak kalian dan harta kalian, sebab boleh jadi do’a kalian itu bertepatan dengan waktu yang mana waktu itu do’a diijabah sehingga apa yang kalian mohonkan juga diijabah” (Hr. Muslim)

Aku merasa menyesal pernah berdo’a yang tidak baik untuk seorang rekan kerjaku (anggap saja namanya “Kenanga”) pada tanggal 9 Desember 2007 lalu. Ternyata isi 2 hadits diatas memang benar - benar terjadi padaku. Do’a yang tidak baik dari orang yang teraniaya, ternyata diijabah. Aku sendiri kaget menerima kenyataan tersebut.

Kejadiannya berawal saat aku merasa tertipu karena telah dibohongi seorang wanita yang merupakan rekan kerjaku. Wanita itu adalah seorang yang selama ini sering kuanggap sebagai wanita yang baik, ternyata kebaikannya itu hanyalah “topeng” untuk menutupi kebusukannya.

Aku sangat marah, benci dan kecewa padanya saat itu hingga kami pun tak pernah bertegur sapa lagi. Padahal dulu ia adalah seorang wanita yang sangat dekat denganku, ia pun merupakan wanita yang paling sering kupotret dengan kamera digitalku.

Namun saat emosiku memuncak, aku hapus foto - fotonya dan berjanji dalam hati,”aku tidak akan pernah memotretnya lagi seumur hidupku”.

9 Desember 2007
Disaat hatiku sedang kacau, dalam sebuah hasil rapat manajemen, aku ditunjuk sebagai seksi dokumentasi untuk acara ulang tahun pertama restoran tempat aku bekerja yang jatuh pada tanggal 12 Desember 2007.

Tentu saja hal ini membuatku kaget setengah tak percaya.
Sebagai seksi dokumentasi, aku diwajibkan memotret semua objek dan peristiwa menarik sepanjang acara ulang tahun itu berlangsung, termasuk memotret salah satu karyawan bernama Kenanga.

Entah melalui pertimbangan apa, perusahaan memilih aku sebagai seksi dokumentasi. Aku tidak mengerti. Memang selama ini di perusahaan aku terkenal sebagai seorang karyawan yang sangat narsis. Semenjak membeli kamera digital beberapa bulan yang lalu, entah sudah berapa banyak foto yang telah aku produksi. Kebanyakan objek yang menjadi model foto – foto karyaku adalah rekan – rekan kerja disebuah restoran seafood terkenal di Bandung. Mulai dari Security hingga General Manager di restoran ini pernah merasakan jepretan kamera digitalku. Padahal kamera digital milikku adalah kamera biasa dengan jumlah mega pixel yang kecil.

Awalnya aku berniat membeli kamera digital hanya untuk menyalurkan hobi memotret, namun seiring berjalannya waktu teryata hobi tersebut bisa menjadi usaha sampingan juga. Banyak diantara teman – teman yang merasa puas dengan hasil jepretanku lalu meminta untuk dicetak dalam kertas foto berbagai ukuran. Aku pun bekerja sama dengan seorang teman yang bekerja disebuah studio foto untuk mendapat hasil cetakan yang bagus namun harganya tak terlalu mahal agar bisa memperoleh keuntungan maksimal. Dari hasil jualan foto tersebut, lumayan bisa terkumpul uang untuk membantu biaya sekolah 2 adikku yang masih kecil. Selain itu, dengan menggunakan software Windows Movie Maker, aku pun bisa berkarya membuat film berdurasi 45 menit berisi slide show foto – foto dengan diiringi musik yang sedang ngetren saat ini. Alhamdulillah, film karya – karyaku laku dijual juga, bahkan General Manager tempat aku bekerja pun salut pada kreatifitasku.

Dari kebiasaan memotret dan membuat film itulah yang akhirnya menyebabkan manajemen perusahaan berani menunjukku sebagai seksi dokumentasi acara ultah restoran yang pertama. Sebuah tugas yang menyenangkan namun disertai tanggung jawab yang besar demi kesuksesan acara tersebut.

Perusahaan telah memberiku “amunisi” berupa hal – hal yang aku butuhkan untuk keperluan memotret nanti, seperti 3 pasang baterai, charger, dan ijin memotret + merekam video. Sementara kameranya memakai kamera digital milikku sendiri.

Sebenarnya tak ada masalah jika harus memotret di acara ultah pertama perusahaan sebesar ini, malah mungkin merupakan sebuah kebanggan besar bagiku. namun hatiku yang masih dipenuhi amarah terasa berat hati untuk menunaikan amanah yg telah diberikan.

Aku terlanjur berjanji pada diriku sendiri untuk tidak pernah memotret Kenanga lagi dan aku ingin menepati janjiku itu.

Selesai shalat isya di mushola, aku menyendiri sejenak.

Sambil wirid … aku terus terbayang wajah Kenanga.

Konsentrasiku menjadi buyar.

Saat itulah aku menengadahkan kedua tanganku keatas lalu berdo’a pada Allah SWT. Inti do’aku saat itu adalah memohon agar tepat dihari ulang tahun perusahaan ini, Kenanga menjadi tidak hadir, entah bagaimana caranya, karena aku sangat muak jika harus memotret dan merekam video tentang dirinya.

Dua hari sebelum ultah perusahaan (10 desember 2007), di papan pengumuman ditempel sebuah pengumuman baru bahwa semua karyawan wajib hadir di acara puncak ulang tahun restoran yang digelar 12 Desember 2007.

Tepat dihari ulang tahun perusahaan ini.

Pada mesin absensi.

semua karyawan dinyatakan hadir.

kecuali ssorang karyawan, Kenanga !

Aku mendapat kabar dari sahabatnya bahwa ia semalam tiba - tiba menderita sakit perut yang sangat hebat hingga mengharuskannya berobat ke dokter malam – malam.

Aneh, padahal sebelumnya ia belum pernah merasakan sakit perut sehebat itu. Dokter yang memeriksanya pun merasa keheranan karena tak ditemukan penyakit apapun diperutnya.

Tak hanya aku yang kaget ketika ia dinyatakan sakit dan tidak bisa hadir diacara ultah perusahaan, semua pimpinan dan karyawan perusahaan ini pun menjadi keheranan.

Semua orang tahu, Kenanga adalah karyawan teladan yang sangat rajin.

Dalam hal absensi selalu mendapat pujian dari semua orang. Ia termasuk manusia yang sangat jarang sakit, bahkan kalaupun sakit sudah terbiasa memaksakan diri tetap bekerja. Makanya dalam absensinya selalu terisi hadir, belum pernah ditemukan tulisan sakit, ijin, apalagi alpha.

Di acara ultah saat itu, Kenanga mendapat penghargaan berupa piagam dan sejumlah uang.

Tepat ditengah piagamnya tertulis “Miss Rajin”.

Sayang, ia tak bisa menerima hadiahnya secara langsung dan terpaksa diwakili temannya.

Bagiku, hal ini menjadi keuntungan.

Kenapa ? karena aku berhasil menepati janjiku untuk tidak memotret Kenanga lagi.

Bayangkan jika Kenanga bisa hadir diacara ini dan menerima hadiah itu.
Tentu akan jadi “beban mental” tersendiri untukku.
Disatu sisi ada kewajiban memotretnya sebagai penerima penghargaan dari perusahaan.
Namun disatu sisi yang lain aku wajib menepati janjiku untuk tidak pernah memotretnya lagi.

Setelah kejadian diatas, aku jadi sangat berhati-hati jika berdo’a sekarang.
Aku tak mau do’a jahatku dikabulkan lagi.
Cukup sekali dan aku janji tak akan mengulanginya lagi.

Walaupun sakit hati, marah, kecewa dan benci pada seseorang, aku akan belajar untuk memaafkannya dan berdo’a semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan orang tersebut.

Saat aku menceritakan peristiwa diatas pada seorang sahabatku di Medan, ia berkata,”berhati – hatilah dengan ucapan, bisikan, do’ a dan canda yang sering keluar dari mulutmu. Karena dalam al quran surat Qaaf ayat 18, Allah menerangkan bahwa didekat kita selalu ada malaikat yang selalu mengawasi tutur kata yang terucap.

 مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf : 18)

Sahabatku juga menasehati agar aku bisa menjadi manusia yang lebih sabar disaat mendapat ujian dan dapat mengontrol emosi saat marah. Ya, mengontrol emosi saat marah, itulah hal yang paling sulit dilakukan saat ini olehku. Aku tak menyangka, kata – kata yang diucapkan sebagai do’a, walaupun itu merupakan do’a yang jahat karena bertujuan mencelakakan orang lain dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Kejadian ini menjadi teguran yang sangat berarti bagiku agar dimasa depan bisa lebih mengontrol diri saat marah dan selalu berusaha mengucapkan kata – kata yang baik saja.

Jangan sampai hanya karena kekeliruanku berucap sebuah kata, malaikat lalu mencatatnya sebagai amal jelek dan menjadi cikal bakal sebuah dosa.

Aku jadi teringat sebuah hadits nabi yang sangat terkenal berkenaan dengan porsi bicara seseorang, Rasulullah SAW bersabda,” berkatalah yang baik atau diam”. Sungguh bukan sebuah perkara mudah untuk tetap berkata baik jika hati dan pikiran sedang dilanda amarah dan emosi yang begitu kuat. Malah yang sering keluar dari mulut saat marah adalah kata – kata kotor seperti hinaan, caci maki, sumpah serapah, ejekan hingga do’a jahat seperti yang aku alami diatas.

Namun jika kita bisa menjaga mulut dengan baik selama hidup di dunia ini, niscaya balasannya adalah suatu hal yang sangat berharga bagi semua umat muslim yaitu surga.

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda,”barang siapa yg mampu menjaga apa yg ada diantara 2 rahangnya (mulutnya) dan apa yang ada diantara 2 kakinya (kemaluannya) dengan baik, aku berani jamin dia masuk surga” (HR Bukhari Muslim).

Sungguh beruntung manusia yang bisa menjaga mulut dan kemaluannya dengan baik selama hidup di dunia. Nabi Muhammad SAW berani menjamin bahwa manusia tersebut akan masuk surga. Subhanallah.

Perasaan bersalah kadang masih selalu terasa jika mengingat do’a jahat yang pernah aku panjatkan untuk mencelakai Kenanga. Namun didalam hati aku merasa sangat menyesal, tak seharusnya aku mengucapkan do’a seperti itu. Do’a jahat tersebut terucap saat diriku masih dilanda amarah dan emosi. Mungkin jika dalam keadaan normal aku tak akan berbuat itu. Namun mungkin juga Allah SWT sengaja mentakdirkan peristiwa ini terjadi untuk memberiku pelajaran agar lebih berhati – hati lagi dengan lisanku dimasa depan.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yaasin : 65)

Terasa sangat mengerikan keadaan di akhirat nanti, dalam ayat al quran diatas Allah SWT telah menggambarkan bahwa disana bukanlah mulut kita yang berbicara, namun tangan dan kaki kita yang selama ini telah menjadi saksi segala perbuatan yang baik maupun yang jelek.

Di dunia ini, kita masih bisa bersilat lidah untuk menyembunyikan aib kita dari orang lain, berbohong atau berdusta demi kepentingan kita bahkan memfitnah orang tak bersalah untuk menjatuhkan harkat dan martabat seseorang yang tidak kita sukai. Namun percayalah, dipengadilan Allah SWT di akhirat kelak, semua itu tidak akan bisa kita lakukan lagi, mulut kita akan ditutup. Tangan dan kakilah yang berbicara, menjawab segala pertanyaan dengan sangat jujur.

Semoga Allah SWT mengampuni dosaku yang telah berbuat kesalahan dengan mendo’akan sebuah kejelekan untuk Kenanga. Semoga kejadian itu hanya terjadi sekali dalam hidupku dan tidak terulang lagi dimasa depan. Amin.

Tidak ada komentar: